“Kemajuan teknology dan peradaban dunia tak dapat dibendung. Kita memiliki dua pilihan, mempersiapkan diri berkompetisi atau tergilas perubahan,” demikian pemikiran yang disampaikan Yanes David Sidabutar saat berbincang dengan penulis.
Pemikiran tersebutlah yang menghantarkan Yanes, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mendirikan pusat belajar Sopo Helios di kota kelahirannya Pematangsiantar. Sebuah lembaga yang konsen mendidik dan membimbing anak –anak sekolah dasar (SD)sampai sekolah menengah atas (SMA).
Sopo Helios, pusat pendidikan dan pelatihan yang beralamat di Jalan Piere Tendean ini membuka beberapa kelas belajar, dengan merangkul guru-guru yang berpengalaman dan kompeten dibidangnya. Kelas motivasi/inspirasi, konseling dan mentoring, pengajaran (asistensi belajar) dengan metode active learning kepada para pelajar dari SD sampai SMA.
Yanes menjelaskan, di Sopo Helios, anak atau peserta didik diajarkan dan dibimbing menjadi generasi yang tak hanya cerdas, namun juga berkarakter pemenang demi menunjang pembangunan peradaban yang berbudaya dan berkarya.
“Sopo Helios adalah pusat pendidikan dan pelatihan yang berdiri pada 1 Mei 2014. Lembaga ini didirikan dengan mimpi untuk membangun kualitas manusia di Sumatera Utara dan Indonesia, yang dimulai dari Kota Pematangsiantar. Untuk menggapai mimpi ini, kami melakukan pendekatan Seminar Nasional Pendidikan yang ditindak-lanjuti dengan Pelatihan/Workshop Intensif Inovasi Pendidikan bagi para guru, melalui kelas-kelas motivasi/inspirasi, konseling dan mentoring, pengajaran (asistensi belajar) dengan metode ACTIVE LEARNING kepada para pelajar dari SD sampai SMA , “ jelas Yanes.
Program Belajar – Yanes, pendiri yang sekaligus mengelola Sopo Helios menyampaikan, pihaknya menyediakan guru-guru eksakta dan sosial terbaik dan paling berpengalaman di kota Pematangsiantar. Tim akademik ini kemudian dilengkapi dengan sekumpulan pembimbing (Mentor) yang merupakan lulusan kampus-kampus terbaik negeri, dan telah berkiprah profesional baik di dalam maupun luar negeri. Sistem belajar yang diterapkan pun dengan prinsip modul belajar dalam satu genggaman. Tiap kelas belajar diisi maksimal 15 orang peserta didik. Dikenalkan dan dididik dengan kelas berfasilitas multimedia.
Tempat belajar yang nyaman dengan lingkungan yang ramah menambah kualitas proses belajar di tempat ini. Untuk kelas private SD dan SMP, Sopo Helios mengajarkan lima bidang study yakni IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Waktu belajar bagi siswa SD 1,5 jam tiap pertemuannya, dengan teknik belajar mempersiapkan anak ke sekolah. Untuk pelajar SMP waktu belajar lebih lama, yakni dua jam tiap pertemuan.
Siswa SMA yang bergabung dan belajar di Sopo Helios akan dibimbing agar dapat diterima dan melanjutkan kuliah di universitas terbaik yang menjadi pilihannya. Tak hanya untuk dapat diterima di kampus ternama, siswa-siswi ini juga akan mendapatkan strategi, tips, dan pengalaman dari alumni bagaimana menjalani perkuliahan selama 4-5 tahun di kampusnya nanti. Tiap kelas belajar diisi maksimal 15 orang siswa, dengan jadwal belajar Senin-sampai Jumat pukul 15.00-21.00 WIB setiap minggunya.
Setiap siswa baruakan mendapat test & analisis minat serta bakatnya, yang kemudian dilanjut dengan konseling pribadi. Dan setiap bulan, siswa-siswi ini akan mendapat motivasi dalam “Kelas Motivasi Profesi” dari berbagai kaum profesional yang telah menunjukkan kiprahnya di bidang masing-masing dan membuka wawasan berpikir calon-calon mahasiswa yang dibina. Untuk tingkat ini ada lima bidang study yang diajarkan, matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa inggris. Secara berkala, pengelola menghadirkan profesional dan guru asing ke Sopo Helios untuk memberi motivasi.
Dalam dua tahun ini disampaikan pengelola, Sopo Helios telah memberikan dampak positif kepada tak kurang dari 1500 guru, 2500 orang pelajar, dan 1000 orang lebih profesional muda dan karyawan yang tersebar dari Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Medan, dan daerah Tobasa serta Samosir.
Saat Gratis, Sopo Helios Sepi Peminat-Sedikit kisah tentang perjalanan Sopo Helios yang akhirnya menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang menjadi bisnis. Dikisahkan Yanes, pemilik nama lengkap Yanes David Sidabutar, pria kelahiran Pematangsiantar 13 Juni 1988 ini, Sekitar tahun 2013-2014 dirinya bekerja sebagai Seismic Navigator/Hydrographic Surveyor di salah satu perusahaan asing yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas lepas pantai di Afrika. Nah selama bekerja disana ia mendatangi sejumlah wilayah, ketimpangan yang sangat mendalam, ia mengetahui betul betapa kayanya negeri itu, sangat berbanding terbalik dengan kondisi dan karakter warga disana. Ia pun teringat akan kampong halamannya, ia tak ingin generasi mendatang di Indonesia, khususnya Pematangsiantar mengalami hal sama.
Selama bekerja disana, ia memiliki waktu luang secara periodic untuk pulang ke Siantar. Kembali ke Siantar ia pun mengunjungi Chito Silalahi, temannya yang saat itu sedang menggeluti usaha cafe. Di Patarias Coffeeshop ini lah kemudian ide membangun rumah belajar digagas. Mengumpulkan beberapa tenaga pengajar, untuk memberikan pengajaran gratis kepada anak anak dan siswa di Pematangsiantar. Yanes alumni ITB dan Chito yang alumni ITS ini pun terlibat langsung member materi pengajaran. Sayangnya kegiatan ini tak berlangsung lama, peminat kegiatan belajar secara gratis ini tak banyak, bahkan terakhir hanya satu orang siswa yang bertahan.
Yanes mengaku sempat bingung dengan kondisi tersebut, namun ia tak habis akal ia pun berpikir untuk membuka” kelas belajar premium” yang berbayar. Disana lah nama Sopo Helios ditetapkan yang sampai hari ini digunakan. “Sopo” yang artinya rumah tempat berkumpul dalam bahasa Batak dan “ Helios” yang artinya matahari dalam bahasa yunani. Sopo Helios pun diartikan sebagai “ Rumah Pencerahan”.
Pilihan Yanes, alumni SMA Negeri 4 Pematangsiantar ini ternyata tepat, pusat pendidikan dan pelatihan Sopo Helios pun berkembang pesat. Kendati demikian Yanes tidak semata menjalankan bisnisnya dengan orientasi profit. Ia pun mendirikan rumah belajar gratis untuk anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu di Jalan Melanthon Siregar,Pematangsiantar. Dalam waktu dekat satu Sopo belajar, “ Parik Runjang “ dibawah managemen Sopo Helios akan beroperasi di Panombean Pane, Kabupaten Simalungun.
Yanes sempat bekerja selama empat tahun di Fugro Survey (Belanda), dengan pengabdian terakhir tergabung sebagai “Navigator” dalam Tim Pencarian Malaysia Airlines (MH370) yang hilang pada 2014 silam di Samudera Hindia Selatan. Namun saat ini ia memutuskan untuk fokus menjalankan pembekalan pendidikan dan pelatihan terhadap anak bersama temannya Chito Silalahi lewat Sopo Helios.
Selain aktif di dunia pendidikan, kini Yanes tengah menggeluti pengembangan pariwisata yang secara khusus memperkenalkan budaya Batak, Menurutnya pendidikan dan kebudayaan adalah hal yang tak dapat dipisahkan. (Vay)