
Pride Education Centre, sekilas terlihat seperti tempat bermain. Dengan design exterior dan warna-warna cerah yang menarik perhatian. Terletak di area komplek Megaland, Pride School berdiri di antara deretan ruko. Ternyata tempat ini merupakan bangunan sekolah. Lembaga pendidikan untuk bayi, Taman Kanak-kanak, hingga tingkat Sekolah Dasar.
Pride mulai beroperasi sejak tahun 1994 silam, Baby Class untuk bayi. Tahun 2009 sekolah ini membuka kelas murid taman kanak-kanak. Seiring waktu berjalan, Pride kian mengembangkan sayapnya. Tahun 2015 Pride tak hanya sekolah untuk TK, SD Plus Pride mulai beroperasi.
Saat ditemui di sela kesibukannnya, Kathy Tiodora, Pengelola lembaga pendidikan ini menjelaskan bagaimana sekolah ini mendidik anak. Ia menjelaskan bahwa di SD Plus Pride School, anak–anak menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, dengan materi pelajaran math dan sains. Sejumlah fasilitas pendukung pun disiapkan untuk menunjang proses belajar dan mengajar. Mulai dari ruangan kelas yang bersih dan dilengkapi CCTV, hingga seperangkat in focus dan pengeras suara. Tiap kelas dibimbing dan dididik oleh guru yang memiliki keahlian di bidangnya.

Sebelum diterima di sekolah ini, anak akan lebih dulu menjalani serangkaian test, apakah telah mampu mengikuti pendidikan tingkat sekolah dasar di sana. Bagi siswa yang belum dapat mengikuti pelajaran dan mengalami kekurangan dalam berbahasa, pihak sekolah membantu melatih di luar jam pelajaran.
Kurikulum yang diajarkan sebenarnya masih mengikuti yang ditetapkan pemerintah melalui dinas pendidikan. Jam belajar siswa berlangsung enam hari dalam seminggu. Setiap pagi mulai pukul 7.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB siswa akan mengikuti mata pelajaran di sekolah. Kecuali untuk hari Jumat dan Sabtu, siswa belajar sampai pukul 12.00 WIB saja.
Di usianya yang masih menjalani tahun kedua, siswa SD Plus Pride telah menorehkan prestasi. Charist Timothy Simanjuntak misalnya, telah memperoleh penghargaan dalam lomba bahasa Inggris yang diadakan English First (EF). Pada bulan Juni mendatang, Yosua Sitompul, siswa Pride juga akan berangkat ke Jakarta, untuk mengikuti Olimpiade Sains Kuark sebagai salah seorang finalis yang mewakili Sumatera Utara. Dalam sejumlah lomba tingkat kota pun, siswa SD Plus Pride meraih prestasi. Lomba pidato dan deklamasi serta puisi berbahasa Mandarin yang baru–baru ini digelar di Kota Pematangsiantar misalnya.
Kegiatan ekstra kurikuler pun tak ketinggalan di sekolah ini, cabang olah raga karate, catur, tennis meja, misalnya. Paduan suara dan musik juga menjadi salah satu pilihan ekstra kurikuler, pihak sekolah pun bekerjasama dengan lembaga pendidikan music Legato. Tak ketinggalan bagi siswa yang memiliki bakat dan minat lain, seperti kelas robotic, pihak sekolah pun menjalin kerja sama dengan Creative Kids.
Ditambahkan kepala SD Plus Pride, diharapkan siswa SD ini nantinya dapat berkompetisi untuk masuk ke sekolah menengah favorit dan mampu mengikuti materi pelajaran di sana.
TK Plus Pride School memang sudah menapaki usia yang kedelapan. Saat ini TK Pride memiliki delapan kelas yang mengadakan proses belajar mengajar dengan masing masing tingkatan. Mulai kelas Nol, A dan B. Di TK ini siswa atau anak diajarkan tiga bahasa. Yakni bahasa Inggris, Mandarin dan Indonesia. TK dimulai dari usia anak 2,5 hingga 6 tahun. Tiap kelas diisi maksimal 16 anak dengan dua orang guru yang membimbing. Menggunakan program pendidikan yang sesuai kurikulum dan dipadu dengan metode pengajaran Pride.
Dijelaskan kembali oleh Kathy, di sini anak diajarkan berkomunikasi, bersosialisasi, dan bagaimana siswa berinteraksi dengan anak yang lain. Pendidikan agama pun tetap diajarkan di sekolah ini, sesuai dengan agama yang dianut oleh si anak. Pihak sekolah juga menyiapkan bus antar jemput untuk memudahkan orangtua dan anak.
“ Kita mengajarkan anak, bagaimana bersosialisasi dan berkomunikasi. Pelajaran agama kita ada, karena ini adalah sekolah umum, maka tiap anak diajarkan sesuai dengan agamanya,” jelas Kathy.
Sejumlah prestasi juga tentunya sudah pernah diraih oleh anak anak TK Plus Pride School selama delapan tahun. Mulai lomba mewarnai, deklamasi, puisi berbahasa asing, hingga fashion show.
Pride berawal dari kelas belajar dan bermain bagi bayi, Baby Class tahun 1994. Kelas ini membimbing anak dari usia 18 bulan sampai 2,5 tahun. Anak-anak ini pun mulai diajarkan kata demi kata dalam bahasa Inggris. Setiap kelas anak akan diisi 15 anak dengan tiga orang guru yang membimbingnya. Selama satu setengah jam setiap harinya, anak akan diajak belajar dan bermain di Pride. Sesuai dengan namanya Pride membangun lewat pendidikan, P roud to R each I ntention by D evelopingn E ducation.
Bagi yang ingin melihat langsung, bagaimana proses belajar mengajar dan mendaftarkann anak, dapat mengunjungi langsung Pride Education Centre di Jalan Sangnawaluh, Komplek Megaland, Pematangsiantar. Dengan line telepon 62-622-26899, 08116205899. (Vay)