Sebanyak dua belas unit rumah di RT 3, Kelurahan Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba, hangus dilalap api pada Minggu pagi, (2/02/ 2025). Kebakaran yang diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp 3 miliar ini bermula dari sebuah warung makan muslim, yang kemudian api dengan cepat merambat ke rumah-rumah sekitarnya.
Menurut Plt Danramil 15/Hbs Pelda H Tampubolon, penyebab kebakaran diduga akibat hubungan arus pendek listrik atau korsleting. “Awalnya api berasal dari Warung Makan Muslim, kemudian merambat ke kiri dan kanan rumah yang terdekat,” ujarnya. Dalam waktu kurang dari dua jam, api menghanguskan hampir seluruh bangunan yang terbuat dari bahan kayu, memperburuk kondisi pemadaman.
Virgo Siagian, salah seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa upaya pemadaman manual yang dilakukan warga menggunakan timba air dari sumur tidak membuahkan hasil. “Bahan rumah banyak yang terbuat dari kayu, sehingga api cepat membesar,” katanya. Sementara itu, para penghuni rumah yang terdampak kebakaran sedang tidak berada di rumah karena pergi beribadah ke gereja, sehingga rumah-rumah tersebut kosong saat peristiwa terjadi.
Keterlambatan dalam pemadaman juga menjadi faktor besar penyebab besarnya kerusakan. Warga menghubungi petugas pemadam kebakaran dari Pemkab Toba, namun sayangnya dua unit pemadam kebakaran yang ada sedang dalam perbaikan. “Pemadam yang tersedia sedang rusak, dan baru datang lebih dari satu jam setelah kebakaran terjadi. Pada saat itu, semuanya sudah habis terbakar,” kata Virgo dengan penuh keprihatinan.
Sementara itu, S Simanjuntak, warga lain yang juga terlibat dalam upaya pemadaman manual, menambahkan bahwa api sangat cepat merambat ke rumah-rumah sekitar. “Usaha kami untuk memadamkan api dengan timba tidak ada artinya. Api merambat sangat cepat,” ungkapnya.
Meskipun upaya pemadaman yang terbatas dan keterlambatan kedatangan pemadam kebakaran menyulitkan proses pemadaman, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. “Kerugian material yang dialami warga sekitar diperkirakan mencapai Rp 3 miliar,” lanjut Pelda H Tampubolon.
Kasatpol PP Kabupaten Toba, Harianto Butarbutar, menambahkan bahwa pemadaman kebakaran tidak optimal karena pemadam kebakaran di Kecamatan Habinsaran sedang rusak. “Pemadam kita di Parsoburan sedang turun mesin, dan jarak dari Balige ke lokasi memakan waktu lebih dari dua jam,” ujarnya.
Kapolres Toba, AKBP Wahyu Indrajaya melalui Kasi Humas AKP Bungaran Samosir menerangkan, dari 12 unit rumah penduduk yang terbakar, terbuat dari bahan jenis papan dan 3 unit di antaranya terdampak.
AKP Bungaran Samosir menjelaskan, ke-9 pemilik rumah yang hangus terbakar adalah milik Sudirman Sianipar (58), Muhammad Sofyan (65), Op Claudia Pane (80), Bunga Pardosi (80), Op Tasya Sianipar (75), Op Delon Sianipar (55), Op Nicholas Pardosi (70), Op Rahul Hutahaean (60) dan Bapak Lena Siagian (60).
Sedangkan 3 rumah korban yang terdampak, sebut Bungaran Samosir, yaitu Ridwan Sianipar (50), Op Frans Pardosi (73) dan Harapan Pane (50).
Menurutnya, petugas Polsek Habinsaran mengetahui langsung adanya kebakaran di RT 3 Kelurahan Parsoburan Tengah, Kecamatan Habinsaran Toba, sumber api dari rumah M Sofyan pemilik rumah makan muslim yang berada di pemukiman rapat penduduk. Api berasal dari arah dapur, sesuai dengan hasil interogasi pemilik rumah makan,” ujar Bungaran Samosir kepada Okezone, Minggu 2 Februari 2025.
Tetangga M Sofian, kata Bungaran Samosir, melihat adanya api dari arah dapur di sebelah atap rumah dan pemilik rumah makan M Sofyan. M Sofian mengutarakan pada saat tersebut meteran listrik balik atau mati. Dan dengan upaya menyiramkan air ke dinding yang terbuat dari papan, akan tetapi pada saat memadamkan api tersebut, M Sofian pemilik rumah makan terpeleset dan jatuh pingsan.
“Kemudian, datang pertolongan dari masyarakat dengan upaya memadamkan api dengan cara manual dengan ember. Namun, bahan bangunan yang mudah terbakar dan rumah rapat, api menjalar lainnya hingga hangus terbakar. Penyebab kebakaran diduga akibat korslet arus listrik hingga merembes ke lantai atau ke dinding rumahnya yang terbuat dari papan kayu,” ujar Bungaran Samosir.
Kebakaran ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta pentingnya fasilitas pemadam kebakaran yang siap operasional setiap saat. Semoga masyarakat setempat mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk memulai kembali kehidupan mereka setelah kejadian tragis ini.