Di tengah ritme jalanan yang terus bergerak, sebuah tongkat komando berpindah tangan. AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak, S.H., S.I.K., M.H., kini berdiri di garis terdepan, mengemban tugas sebagai Kapolres Pematang Siantar. Sebuah amanah baru, sebuah perjalanan baru.
AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak, S.H., S.I.K., M.H., adalah seorang perwira menengah Polri yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Pematang Siantar, Polda Sumatera Utara. Berikut adalah ringkasan perjalanan karier beliau:
Pendidikan: Pada tahun 2013, beliau menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian – Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) dengan menulis skripsi berjudul “Pengaruh akses internet terhadap perilaku cabul anak di wilayah Polresta Medan”.
Kapolsek Medan Helvetia: Pada tahun 2019, beliau menjabat sebagai Kapolsek Medan Helvetia dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP). Dalam peran ini, beliau aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat, termasuk di Lapas Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan.
Kasubdit Regident Ditlantas Polda Sumut: Sebelum menjabat sebagai Kapolres Pematang Siantar, beliau menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Registrasi dan Identifikasi Direktorat Lalu Lintas Polda Sumatera Utara.
Dengan pengalaman dan dedikasi yang luas dalam bidang kepolisian, AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak diharapkan dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan keamanan serta ketertiban di wilayah Pematang Siantar.
Ia bukan sekadar perwira dengan seragam rapi dan pangkat di pundak. Ada kisah panjang yang membentuknya—dari jalanan Medan yang riuh, dari ruang-ruang diskusi akademis di STIK-PTIK, hingga tugasnya di Ditlantas Polda Sumut, mengatur lalu lintas yang seolah tak pernah lelah berkejaran dengan waktu.
Di balik sosoknya yang tegas, ada kepedulian yang mendalam. Ia tak sekadar bicara keamanan dalam angka-angka statistik, tapi dalam cerita-cerita nyata manusia. Di Lapas Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta, ia pernah berdiri, berbicara bukan sebagai aparat, tetapi sebagai seorang ayah, saudara, dan penjaga. Tentang bahaya narkoba, tentang harapan yang masih bisa tumbuh bahkan di balik jeruji besi.
Kini, di Pematang Siantar, ia kembali melangkah. Kota ini bukan sekadar wilayah tugas, tetapi juga rumah yang harus ia jaga. Ada pasar yang riuh di pagi hari, ada anak-anak yang berlari di gang-gang sempit, ada ibu-ibu yang menanti kepulangan suami mereka dengan hati yang penuh doa. Di kota ini, setiap wajah adalah tanggung jawabnya.
Sebagai pemimpin baru, ia tak hanya membawa strategi dan kebijakan, tetapi juga harapan. Harapan bahwa polisi bukan sekadar bayangan di tikungan jalan, tetapi sahabat yang melindungi. Harapan bahwa keadilan tak hanya berbunyi di ruang sidang, tetapi juga di jalanan, di pasar, di sekolah, di setiap sudut kota ini.
Langit Pematang Siantar masih sama, tetapi bagi mereka yang mengamati, ada angin perubahan yang perlahan berembus. Di bawah kepemimpinan AKBP Sah Udur Sitinjak, kota ini mungkin tak akan berubah dalam semalam, tetapi satu hal yang pasti—ia akan terus berjalan, satu langkah demi satu langkah, menjaga kota ini dengan sepenuh hati.