Kota Pematangsiantar mengalami deflasi 0,11 persen (bulanan atau m-t-m) untuk periode November 2025 atau menjelang akhir tahun. Sedangkan secara tahunan, mengalami inflasi 4,56 persen (y-o-y), dan 4,08 persen (tahun berjalan atau y-t-d).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Ahmadi Rahman melalui Unit Data, Statistik, dan Kehumasan (UDSK), Selasa (2/129 menerangkan pada November 2025, dua kota/kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar, yaitu Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Labuhanbatu tercatat mengalami deflasi.
Untuk Kota Pematangsiantar, bulanan -0,11% (m-t-m); tahunan 4,56% (y-o-y); dan tahun berjalan 4,08% (y-t-d).
Sementara di Kabupaten Labuhanbatu, bulanan -1,23% (m-t-m); tahunan 3,87% (y-o-y); dan tahun berjalan 2,54% (y-t-d).
Sedangkan Komoditas Utama Penyumbang
Deflasi yang terjadi pada November 2025 didorong oleh penurunan pada komoditas volatile food, terutama cabai merah yang masih mengalami normalisasi harga pasca gangguan pasokan yang terjadi pada pertengahan tahun 2025. Meskipun demikian, masih tingginya harga emas dan kenaikan pada beberapa komoditas volatile food lainnya menahan laju deflasi.
Di Kota Pematangsiantar, komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar yaitu: Cabai Merah -0,32%; Tomat -0,12%; dan Jeruk -0,02%. Sedangkan komoditas dengan andil inflasi bulanan terbesar yakni: Emas Perhiasan 0,08%; Wortel 0,06%; dan Daging Ayam Ras 0,05%.
Sedangkan di Kabupaten Labuhanbatu, komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar: Cabai Merah -0,66%; Tomat -0,32%; dan Bahan Bakar Rumah Tangga -0,19%. Sementara, komoditas dengan andil inflasi bulanan terbesar yaitu: Ikan Kembung 0,15%; Telur Ayam Ras 0,12%; serta Ikan Gabus 0,04%.
Ahmadi Rahman juga menyampaikan upaya pengendalian inflasi. Diterangkannya, dalam upaya pengendalian inflasi di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar, beberapa kegiatan telah dilaksanakan di antaranya High Level Meeting TPID SISIBATASLABUHAN di Hotel Niagara Parapat Kabupaten Simalungun, 13 November 2025. Dalam kegiatan ini, untuk melakukan langkah konkret dalam pengendalian inflasi sebelum HBKN Nataru di wilayah SISIBATASLABUHAN. Selain itu, pada tanggal 24 November 2025 telah dilaksanakan HLM TPID Kota Pematangsiantar di Gedung BI Pematangsiantar untuk membahas langkah konkret Pemko Pematangsiantar dalam pengendalian inflasi menjelang Nataru 2025.
Kemudian, FGD bersama pihak terkait MBG Sumatera Utara (Sumut) pada 28 November 2025, yakni Badan Gizi Nasional (BGN), ahli gizi, chef, dan Bulog Sumut. Sebagai tindak lanjut, akan dilaksanakan pertemuan lanjutan untuk menyampaikan menu bulanan dengan pertimbangan pengurangan komoditas penyumbang inflasi dalam menu MBG.
Selanjutnya, Contract Farming Kota Pematangsiantar. Pada 25 November 2025, berupa pemberian bibit cabai merah kepada petani di kota Pematangsiantar. Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan contract farming dengan petani yang telah diberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan cabai merah di Kota Pematangsiantar.
Ke depan, tekanan inflasi diperkirakan akan mengalami peningkatan pada Desember 2025. Peningkatan permintaan menjelang HBKN menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi pada periode mendatang. Selain itu, rata-rata jumlah kunjungan wisatawan yang cukup tinggi hingga Januari membuat tekanan inflasi diperkirakan masih akan cukup persisten hingga awal tahun sehubungan dengan periode libur dan menjelang berlangsungnya Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan I 2025.
“Kondisi curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir juga menyebabkan beberapa lahan pertanian rusak yang berdampak pada jumlah ketersediaan pasokan yang akan terbatas dalam beberapa waktu ke depan,” kata Ahmadi. (rel)