Aksi damai bertajuk “Tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL)” yang digelar Sekretariat Bersama (Sekber) Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis di Sumatera Utara bersama elemen mahasiswa dan masyarakat berlangsung tertib di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan P. Diponegoro No.30, Medan Polonia, Senin (10/11/2025).
Ribuan orang peserta dari berbagai kabupaten , Simalungun, Dairi, Toba, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan komunitas Horas Bangso Batak hadir membawa spanduk, gondang Batak, janur kuning, serta mobil komando dan bus. Mereka datang menyuarakan tuntutan penutupan PT. TPL yang dinilai merusak lingkungan.
Aksi dipimpin Pastor Walden Sitanggang, Pdt. JP. Robinsar Siregar, dan Rokky Pasaribu, serta dihadiri tokoh masyarakat dan mahasiswa dari berbagai organisasi seperti HKBP, HKI, Gereja Katolik Sinaksak, GMKI, GMNI, PMKRI, HMI UNIMED, AMPK, APARA, dan Kontras.
Dari atas mobil komando, orasi bergantian disampaikan oleh Rokky Pasaribu, Romanti Pasaribu (korban kekerasan TPL), Ayub Pohan Simanjuntak, dan Agus Halawa, SH. Doa lintas agama membuka aksi tersebut dipimpin Pastor Walden Sitanggang untuk Katolik dan Ustad Martono untuk Islam,menjadi simbol solidaritas lintas iman.
Kapolrestabes Medan Pimpin Langsung Pengamanan
Di sisi pengamanan, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H., memimpin langsung pengamanan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara.
Sebanyak 1.071 personel gabungan TNI-Polri diterjunkan, terdiri dari unsur Brimob, Samapta, Intel, Polwan, dan TNI, lengkap dengan kendaraan taktis seperti AWC, Raisa, Tambora, dan KLX yang disiagakan di sekitar lokasi.
Kombes Calvijn menegaskan bahwa Polrestabes Medan hadir di tengah masyarakat untuk memastikan jalannya aksi penyampaian pendapat berlangsung aman, tertib, dan damai.
“Dalam kegiatan ini, Polri berperan sebagai pengayom dan penjaga ketertiban, bukan untuk membatasi aspirasi, tetapi menjamin hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab sesuai Undang-Undang,” ujarnya.
Kapolrestabes menambahkan, pendekatan humanis menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan pengamanan.
“Kami menghargai setiap aspirasi yang disampaikan dengan cara damai. Polri akan terus bersinergi menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif. Terima kasih kepada seluruh peserta aksi yang telah menunjukkan kedewasaan berdemokrasi,” ucapnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengamanan.
“Terima kasih kepada seluruh personel Polri, rekan TNI, dan semua pihak yang turut menjaga situasi selama kegiatan berlangsung. Bersama, kita wujudkan Medan yang aman, tertib, dan penuh semangat kebersamaan,” tutupnya.
Humanis dan Tertib hingga Akhir Kegiatan
Selama kegiatan berlangsung, Polwan tampak membantu peserta aksi yang kelelahan dengan memberikan air minum dan menenangkan peserta perempuan. Meski sempat terjadi pelemparan nasi bungkus dan botol air mineral oleh oknum tak dikenal, petugas tetap mengedepankan kesabaran dan tidak membalas tindakan provokatif.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya, B.Sc. menemui massa dan menyampaikan apresiasi atas aksi damai yang berlangsung tertib. Ia menjelaskan bahwa Gubernur sedang bertugas di Jakarta, namun akan menindaklanjuti aspirasi tersebut melalui pertemuan lanjutan.
Kemudian Pj. Sekdaprov Sumut Sulaiman Harahap, SH., M.SP., CGCAE, menandatangani surat kesepakatan hasil dialog bersama perwakilan massa, termasuk rencana kunjungan ke Sihaporas sebagai lokasi yang menjadi perhatian utama.
Usai dialog dan penandatanganan, peserta aksi membubarkan diri dengan tertib. Kapolrestabes Medan memerintahkan jajarannya mengawal rombongan hingga Gerbang Tol Amplas, memastikan seluruh peserta dapat kembali ke daerah masing-masing dengan aman.
Sekitar pukul 17.00 WIB, seluruh kegiatan selesai. Arus lalu lintas kembali normal, dan situasi Kamtibmas tetap aman serta kondusif.
Aksi damai “Tutup TPL” hari itu menjadi contoh nyata bahwa penyampaian aspirasi publik dapat berjalan damai bila masyarakat dan aparat saling menghormati peran masing-masing masyarakat menyuarakan pendapat, dan Polri hadir menjaga keamanan dengan hati dan kemanusiaan.