Penyanyi legendaris Batak, Jack Marpaung, dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (5/1/2025) sore.
Kabar meninggalnya Jack Marpaung ramai dibagikan di media sosial.
“Selamat Jalan Menuju Surga Tulang Jack Marpaung br Silalahi. Ayah dari Novita Dewi. Damailah disisi Tuhan …Amin,”tulis akun @Elman Chris Aritonang Rajagukguk, Minggu.
“Selamat Jalan Menuju Keabadian Legendaris Batak Amang Jack Marpaung Ayah dari Novita Dewi. keluarga diberi ketabahan dan kekuatan, semoga Almarhum ditempatkan di Sisi Tuhan Yang Maha Kuasa,”tulis akun @Smartbar N Resto sambil ngetaq akun Novita Dewi dan Simartua Lubis.
https://web.facebook.com/share/p/1BLYmR9eqp/
“TURUT BERDUKA CITA BUAT SANG LEGENDARIS. Pdt. Jack Marpaung. S, Th. adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkebangsaan Indonesia, yang populer di kalangan masyarakat Batak. Jack telah banyak menulis lagu-lagu Batak bergenre pop rock dan folk selama kurang lebih 30 tahun. Kelahiran: 14 April 1948 (usia 76 tahun). Album: Dua Personil Lasidos. Anak: Adventur Daud Jack Jr Marpaung; Among Holta Cipta Marpaung; Ilham Horison Presley Marpaung; Novita Dewi Mala Marpaung,” tulis akun @Susanti Hasibuan.
“Selamat jalan menuju keabadian di surga lae Jack marpaung sang legend. sudah sembuh sakit nya lae selama ini. smg ito dan bere Dewi beserta keluarga tabah menerimanya. Amin,”tulis akun @Ritho Rytua Silalahi.
Hingga saat berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi dari pihak keluarga.
Sang maestro musik Batak ini tutup usia menjelang 77 tahun.
Jack Marpaung lahir di Porsea, Toba, Sumatera Utara, pada 14 April 1948.
Sosok Jack Marpaung dikenal luas sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang turut mempopulerkan musik Batak di dalam dan luar negeri.
Dengan suara khas yang tinggi dan penuh tenaga, Jack Marpaung berhasil menorehkan namanya sebagai salah satu maestro musik Batak.
Perjalanan hidup Jack penuh warna.
Sebelum mencapai kesuksesannya, ia melewati masa kecil yang keras dan penuh tantangan.
Bahkan, ia sempat hidup sebagai preman jalanan.Namun, melalui perjuangan dan tekad, ia mengubah jalan hidupnya dan meniti karier di dunia musik.
Di era kejayaannya, Jack Marpaung menciptakan banyak lagu populer, termasuk “Kamar 13,” “Surat Narar,” dan “Didia Rokkaphi.”
Karya-karyanya tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Batak, tetapi juga oleh pencinta musik dari berbagai latar belakang.
Menjadi pendeta setelah pensiun jadi penyanyi
Setelah pensiun dari dunia musik, Jack Marpaung memilih jalur baru sebagai penginjil atau pendeta, mendedikasikan hidupnya melayani gereja.
Jack meninggalkan seorang istri, Anita Lusiana Silalahi, yang telah setia mendampinginya sejak pernikahan mereka di tahun 1970-an.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat anak, salah satunya adalah penyanyi Novita Dewi Marpaung, yang merupakan runner-up X Factor Indonesia.
Semasa hidupnya, Jack Marpaung juga dikenal sangat dekat dengan cucu laki-lakinya, Jay Zachary Benzion Hutajulu, buah hati dari Novita Dewi dengan Alex Rudiart Hutajulu.
Sosok Jack Marpaung
Jack Marpaung dikenal sebagai penyanyi legendaris dalam musik rock Batak.
Mantan preman kelahiran tahun 1930 itu merupakan seorang maestro dengan banyak karya yang terkenal di tahun 90-an.
Jack Marpaung terkenal dengan khas suaranya yang tinggi dan penuh power.
Suaranya yang khas ini menjadikannya maestro musik Batak.
Di usianya yang kini telah menginjak 75 tahun di tahun 2023, kondisi Jack Marpaung tidak seperti dulu yang masih enerjik.
Kondisi Jack Marpaung sudah dipapah saat berjalan. Begitu juga saat duduk dan berdiri harus dibantu.
Seperti yang baru terlihat dalam “Konser Tribute to Jack Marpaung“ yang digelar di Menara Kuningan The Sanctuary Auditorium pada Sabtu (12/8/2023) lalu.
Terlihat sang putri, penyanyi Novita Dewi Marpaung sangat perhatian luar biasa pada sang ayah.
Begitu juga sang istri, Anita Lusiana Silalahi, tampak mendampingi Jack Marpaung.
.
Diketahui, Jack Marpaung dan Anita Lusiana Silalahi memiliki dua orang anak.
Namun, kini tinggal Novita Dewi Marpaung. Karena satu anaknya laki-laki, Adventur Daud Jack Jr Marpaung, telah terlebih dahulu dipanggil Tuhan.
Hal itu sebelum Novita Dewi mengikuti ajang X Factor Indonesia musim pertama pada tahun 2013 lalu.
Namun, jik melihat dari data profil Novita Dewi Marpaung di wikipedia, ia disebut memiliki tiga saudara laki-laki, yaitu atas nama Adventur Daud Jack Jr Marpaung, Among Holta Cipta Marpaung, dan Ilham Horison Presley Marpaung.
Jack Marpaung telah memiliki cucu laki-laki dari Novita Dewi Marpaung buah hatinya dengan Alex Rudiart Hutajulu yang lahir pada 7 Oktober 2015.
Cucu laki-laki Jack Marpaung itu diberi nama Jay Zachary Benzion Hutajulu.
Diketahui, Novita Dewi kelahiran 15 November 1978 itu menikah dengan Alex Rudiart Hutajulu pada tahun 2014.
Jack Marpaung kelahiran Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada tahun 77 tahun Silam
Sementara, tangal lahirnya ada yang menyebut 15 Juli dan ada yang menyebut 15 April.
Jack Marpaung putra dari seorang tentara.
Masa kecilnya sering berpindah-pindah mengikuti ayahnya yang dinas.
Pernah tinggal di Kota Medan, Kota Cane, Kota Siantar, dan sejumlah daerah lainnya.
Kerap dalam kesaksiannya dalam pelayanannya di gereja-gereja, bahwa dirinya mengaku adalah “anak kolong”.
Jack Marpaung mengaku memiliki masa lalu yang kelam di balik kesuksesannya saat ini menjadi maestro musik Batak.
Seperti yang dikutip dari kisahnya Jack Marpaung yang ditayangkan pada 5 November 2010 dalam acara Solusi Life di O’Channel, kehidupan Jack Marpaung awalnya begitu keras dan hidup di jalanan menjadi preman seperti halnya dengan mendiang Olo Panggabean.
Jack Marpaung mengaku pernah lupa diri dengan gemerlapnya kehidupan dunia hiburan, sesuatu yang tidak pernah diduganya dan membuat karirnya terpuruk.
“Orangtua saya keras orangnya. Kalau umpanya rumah kotor, dia ambil sapu, saya disuruh duduk lalu dihajar,”ujarnya.
“Makanya saya kasar di luar untuk cari perhatian. Kalau saya agak kalah main gundu, saya hajar orang itu dari belakang. Lalu ada orang ngadu sama mama. Mama ambil sapu, lalu menghajar saya sampai patah sapu itu. Habis itu baru bapak saya gantian pukulin saya. Kepala kopel itu nancap di kepala saya hingga berdarah,” kisahnya.
Itu sebabnya Jack Marpuang tidak pernah betah di rumah.
Sejak kecil, ia memilih hidup di jalanan bersama teman-temannya.
Ganja menjadi pelarian hidupnya, dan perkelahian adalah pelampiasan emosinya.
Hingga ketika Jack telah beranjak dewasa, ia memilih untuk meninggalkan rumah dan hidup di terminal.
Bergaul dengan para preman membuat Jack semakin berani, bahkan polisi pun di anggap enteng olehnya.
“Ada teman yang berantem, lalu polisi datang. Teman-teman saya dipukuli oleh polisinya, lalu ada satu orang yang mengadu sama saya. Kemudian saya datang sambil bawa pisau, saya kejar polisi itu. Saat saya kejar, polisi itu mengambil pistol dan menembak saya. Perut saya tertembus dan saya tidak sadar,”kenangnya.
Sekalipun lolos dari maut akibat tembakan polisi itu, namun Jack tidak bisa lolos dari jerat hukum. Ia harus mendekam di penjara selama beberapa lama. “Orang tua saya sudah tidak peduli lagi, tidak pernah besuk sama sekali. Saya sudah dianggap tidak berharga lagi, saking selalu bikin onar, dan bikin rugi. Saya merasa sedih dan menangis juga sih,” ujarnya.
Selepas dari penjara, Jack bersama teman-temannya mencoba mengubah jalan hidup dengan mengejar impian untuk menjadi penyanyi terkenal di Jakarta.
Namun ketika sampai di ibu kota, apa yang dijumpai oleh Jack dan teman-temannya sangat jauh dari harapan.
“Harapan saya memang Jakarta itu menjanjikan. Tapi begitu sampai Jakarta, saya pengen pulang rasanya karena tidak seperti yang saya bayangkan,”katanya.
Tanpa kenal siapapun Jack mencoba menaklukan ibu kota. Mulai dari terminal Grogol dan berkenalan dengan sesama orang Batak ia mencoba bertahan hidup.
Makan nasi dan tempe, hidup bagai gelandangan pun dijalani. Bahkan suatu waktu ia tergoda untuk melakukan tindak kejahatan.
“Saya naik bus, lalu saya lihat ada uang di kantong orang. Kalau saya ambil pasti bisa, tapi saya terbayang kembali janji kepada orang tua, ‘Jangan mencuri, jangan mencopet, apapun jangan.’ Saya aturan turun masih jauh, saya langsung turun dari bis itu supaya jangan tergoda dan melakukan hal itu,”kenangnya.
Sejak itu, Jack Marpaung bersama teman-temannya bekerja keras untuk menawarkan musik mereka kepada hotel-hotel. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang mudah, penolakan demi penolakan mereka alami. “Setelah satu tahun baru dapat job di Hotel Borobudur,”ujarnya.
Berkat dedikasi dan kerja keras, panggilan untuk melakukan show di berbagai hotel terkenal di Jakarta pun berdatangan. Saat itulah terbentuk Trio Lasidos.
Trio Lasidos yang terdiri dari Jack Marpaung, Bunthora Situmorang, dan Hilman Padang.
Ketika meniti karir sebagai penyanyi dari satu hotel ke hotel lain itulah, Jack bertemu dengan seorang wanita yang kemudian menjadi pendamping hidupnya.
Hal ini pun bukan proses yang mudah, karena ayah mertuanya menolak memiliki menantu seorang penyanyi.
Akhirnya Jack dan istrinya kawin lari. Awal pernikahan mereka sangat bahagia, namun hal ini mulai berubah ketika Trio Lasidos mendapatkan tawaran rekaman.
“Kaset saya meledak, saya mulai sombong. Mulai sudah merasa hebat. Show dari satu daerah ke daerah lain, kadang-kadang satu bulan di daerah, dan kita nggak pernah pikirkan istri,”ujarnya.
Tidak hanya melupakan keluarganya, Jack pun mulai terlena dengan popularitas dan hidup dalam pesta pora.
Minuman keras yang disandingkan dengan narkoba membuat Jack semakin lupa diri. Pulang pagi dalam keadaan mabuk menjadi bagian dari keseharian Jack, hal ini mulai menjadi sumber pertengkarannya dengan istri bahkan membuat bahtera rumah tangganya di ambang kehancuran.
Sekalipun menghadapai Jack yang selalu mabuk, dan menerima cacian dan makian, istrinya tetap bertahan karena tidak ingin melihat Jack hancur. Saat pulang dalam keadaan mabuk, tanpa setahu Jack, sang istri selalu mendoakannya. Hingga pada tahun 1987, saat itu ia memilih bersolo karir, sesuatu yang tidak pernah diduganya terjadi.
“Saya sedang show di Pekan Baru, lalu ada berita saya di tangkap polisi karena membawa ganja 100 kilo, di Jakarta geger karena berita itu. Anak saya (Novita Dewi) telephon ke Pekan Baru sambil menangis: “Papa di penjara ya?”tanya Dewi. “Enggak, saya lagi di hotel,” jawa Jack.
“Di sini sudah terberita, semua bilang papi dipenjara. Papi pulang..”ujar Dewi.
Saat Jack kembali ke Jakarta, ia menemukan sebuah kenyataan yang pahit. Semua shownya telah dibatalkan karena isu itu. Dan semua produser, menolak lagu buatannya.
“Jadi tidak ada pemasukan sama sekali, saya bingung dan tidak bisa bilang apa-apa. Istri mencoba membantu dengan berbisnis, malah ditipu oleh orang. Akibatnya hutang pun melilit, dan memaksa saya menjual mobil dan rumah,”kenang Jack.
Jack pun membawa keluarganya untuk hidup dalam kesederhanaan. Ia pun melepaskan keterikatannya kepada ganja, serta bersama istri dan anak-anaknya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. “Apa yang saya tidak pikirkan, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak diduga oleh hati saya, itu yang Tuhan siapkan bagi saya. Dan saya sudah nikmati itu, damai sejahtera, sukacita yang belum pernah saya rasakan. Karena Tuhan Yesus saya begini,”ujarnya.
Kisah itu pula melahirkan dirinya membuat lagu “Di Kamar 13 Hutobus Dosaki”.
Kini, Tuhan mengubah jalan hidup Jack, ia kini bersama istri memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya ditangan Tuhan.
Karya Solo Jack Marpaung
Sepanjang berkarir, Jack Marpaung telah menghasilkan banyak karya – karya baik dalam Trio Lasidos ataupun solo.
Berikut beberapa karya dari Jack Marpaung yang terkenal dan bahkan masih sering diputar hingga sekarang.
Kamar 13
Surat Narar
Surat Na Marsulam Goarmi
Tapanuli Peta Kemiskinan
Sherly
Nga Sae Bei
Dang Sangai
Ramba Ni Sibolis
Beberapa lagu yang sering dibawakan oleh Novita dan Jack Marpaung adalah Ho Rap Dohot Au dan Didia Rokkaphi.