Bisnis kedai kopi mungkin berjumlah ratusan di Pematangsiantar, mulai dari kedai kopi tradisional hingga sekelas kafe.
Namun ada yang berbeda di Patarias Coffeshop, di areal seluas kurang lebih 375 meter persegi. Tangan dingin Cito menata 30 an meja.
Berbeda karena produk yang ditawarkan, dan konsep niaga yang dijalankan pria yang baru saja mengakhiri masa lajangnya ini.
Patarias mengusung motto ” The Best Siantar Comunity Developmen Place”. Tempat ini pun disiapkan sebagai tempat yang nyaman untuk belajar, bertemu teman, berdiskusi hingga melahirkan ide ide cemerlang.
Masuk ke lokasi Coffeshop, kita menemukan kelompok-kelompok orang yang sedang duduk berhadapan di meja berbentuk bulat. Jauh dari kesan entertain, tempat ini memang menampilkan kesan kongko kongko sahabat.
Sirkulasi udara cukup baik dengan ruang terbuka, ditambah rindang pohon yang tumbuh di lokasi cofeeshop.
Pemilik Coffeshop membenarkan kalau tempatnya jauh dari kesan entertain, karena memang disiapkan sebagai tempat untuk berdiskusi.
Meski memakan ruang, keberadaan pohon sengaja di pertahankan untuk menjaga keseimbangan. Ditambah lagi penempatan sejumlah tanaman bunga di sana.
Book Corner-Ruang belajar pun mendapat perlakuan khusus di tempat ini, pemilik menyiapkan ruang berukuran 4×8 meter dengan penataan 8 meja untuk belajar.
Pencahayaan yang memadai disiapkan dengan jaringan free wifi khusus di ruangan ini. Tak kurang dari dua ratus eksemplar buku dari berbagai jenis tertata di rak. Ditambah lagi dengan sekitar lima belasan salinan skripsi yang dititipkan, siap menjadi sumber ilmu pengetahuan. Sejumlah mahasiswa pun melakukan aktivitas belajar disana.
KOPI SIMALUNGUN
Kopi merupakan menu andalan yang disediakan, sesuai dengan namanya coffeshop. Namun kopi yang disedikan di tempat ini mengkhususkan kopi lokal dari petani di Simalungun.
Jenis kopi robusta dan arabica yang di dapat dari petani di simalungun di olah sendiri oleh pemilik coffeshop mulai proses mengeringkan, sortir, sangrai hingga diracik.
Menurutnya, kopi asal Simalungun memilili keunikan citarasa dibanding kopi dari daerah lainnya. Uniknya lagi, sejumlah pengunjung malah terlibat dalam proses penyortiran biji kopi.
Biji kopi yang mereka beli dari petani di Simalungun ini ternyata tak hanya mereka gunakan sendiri. Saat ini mereka telah membagikannya ke sekita tiga puluhan kedai kopi yang tersebar mulai dari Siantar, Medan, Cimahi, Lembang, Tangerang, hingga Taiwan.
Mereka membagikan kopi inibdalam bentuk biji kopi green bean, roast bean hingga yang sudah siap seduh. Selain soal cita rasa yang unik, pilihan untuk menggunakan kopi lokal asal Simalungun juga bertujuan mengedukasi petani.
Sebab selama ini banyakyang berasumsi bahwa kopi produk mereka hanya bisa dijadikan mesiu dan bahan kimia lainnya.
Musik instrumen dipasang dengan volume yang sangat pelan, agar tak mengganggu komunikasi pengunjung, gelak tawa pun dibiarkan menjadi penghias tempat ini.
Patarias coffeshop beroperasi mulai pukul 06.00 WIB -00.00 WIB. Selain menu kopi, aneka minuman olahan lain juga tersedia. Namun kita tidak akan mmendapatkan minuman dalam kemasan buatan pabrik disana.
Untuk menu makanan tersedia bebrapa jenis makanan ringan dan Nasi goreng Katsu, nasi goreng yang dimasak dengan memadukan bumbu ala jepang dengan sentuhan andaliman(salah satu bumbu khas sumatera utara).
Tempat ini lebih ramai pada hari-hari kerja, dan puncaknya pada kisaran pukul 20.00 WIB – 23.00 WIB. Patarias Coffeeshop juga dilengkapi sejumlah fasilitas untuk seminar, talkshow. Namun sifatnya yang membangun SDM, untuk kegiatan ini pemilik pun siap mendonasikan pemakaian soundsystem. (vay)