Ribuan orang menggelar aksi damai bertajuk “Tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL)” di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan P. Diponegoro No. 30, Medan Polonia, pada Senin (10/11/2025). Aksi ini diinisiasi oleh Sekretariat Bersama (Sekber) Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis bersama elemen mahasiswa, masyarakat adat, dan organisasi lintas iman.
Gubernur Tak Hadir, Massa Desak Bobby Nasution Temui Demonstran
Sejak pagi, massa telah memadati area depan Kantor Gubernur. Setelah dua jam menunggu, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution tak kunjung menemui mereka.
Salah satu koordinator aksi, Jon Tarihoran, mendesak Bobby untuk hadir menemui massa.
“Bobby Nasution segera hadir di sini. Sejak pagi kami sudah aksi, tapi tak kunjung menemui kami,” tegas Jon, sembari menyatakan niatnya untuk mencari Gubernur ke dalam kantor.
Massa menuntut agar Gubernur menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang beroperasi di Kabupaten Toba karena dianggap merusak lingkungan dan mengancam tanah adat masyarakat di kawasan Tano Batak.
Aksi Lintas Iman dan Penuh Simbol Budaya
Sebelum menyampaikan tuntutan, massa membuka aksi dengan doa bersama dan hening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan serta tokoh adat Sumatera Utara yang berjuang mempertahankan tanah leluhur.
Para demonstran membawa gondang Batak, ulos, janur kuning, serta spanduk dan poster bertuliskan “Selamatkan Tanah Batak, Tutup TPL”. Beberapa spanduk solidaritas bertuliskan “Aceh Melawan” dan “Referendum” turut terbentang di lokasi aksi sebagai bentuk dukungan lintas daerah terhadap perjuangan masyarakat adat di Sumatera Utara.
Rokky Pasaribu: “Kami Pastikan Gubernur Tutup TPL”
Dari atas mobil komando, Direktur Program Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), Rokky Pasaribu, menegaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk memastikan pemerintah daerah bertindak tegas terhadap PT TPL.
“Kita ingin memastikan Gubernur menutup TPL. Sampai Gubernur datang menjumpai kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, gerakan ini merupakan aksi kolektif warga yang telah lama menderita akibat intimidasi dan perampasan lahan oleh perusahaan tersebut. Massa aksi tidak hanya terdiri dari mahasiswa, tetapi juga warga dari sekitar Danau Toba, Simalungun, Dairi, Toba, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Aksi dipimpin oleh Pastor Walden Sitanggang, Pdt. JP. Robinsar Siregar, dan Rokky Pasaribu, serta dihadiri perwakilan dari HKBP, HKI, Gereja Katolik Sinaksak, GMKI, GMNI, PMKRI, HMI UNIMED, AMPK, APARA, dan Kontras. Doa lintas agama yang dipimpin Pastor Walden Sitanggang (Katolik) dan Ustad Martono (Islam) menjadi simbol solidaritas lintas iman.
Kapolrestabes Medan Pimpin Langsung Pengamanan
Dalam pengamanan aksi, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H. memimpin langsung jalannya kegiatan. Sebanyak 1.071 personel gabungan TNI–Polri diterjunkan, terdiri dari unsur Brimob, Samapta, Intel, Polwan, dan TNI, lengkap dengan kendaraan taktis seperti AWC, Raisa, Tambora, dan KLX yang disiagakan di sekitar lokasi.
Kombes Calvijn menegaskan bahwa Polri hadir bukan untuk membatasi aspirasi, melainkan untuk menjamin hak warga menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
“Polri hadir sebagai pengayom dan penjaga ketertiban, bukan untuk membatasi aspirasi, tetapi menjamin hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat sesuai Undang-Undang,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan humanis dan persuasif menjadi prioritas utama dalam pengamanan.
“Kami menghargai aspirasi masyarakat yang disampaikan secara damai. Polri akan terus menjaga agar situasi tetap aman dan kondusif,” tambahnya.
Humanis dan Tertib hingga Akhir Kegiatan
Selama aksi berlangsung, sejumlah Polwan tampak membantu peserta yang kelelahan dengan memberikan air minum dan menenangkan peserta perempuan. Meski sempat terjadi pelemparan nasi bungkus dan botol air mineral oleh oknum tak dikenal, aparat tetap bersikap sabar dan tidak terpancing provokasi.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya, B.Sc. akhirnya menemui massa aksi dan menyampaikan apresiasi atas ketertiban peserta. Ia menjelaskan bahwa Gubernur sedang bertugas di Jakarta, namun aspirasi masyarakat akan ditindaklanjuti melalui pertemuan lanjutan.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Sulaiman Harahap, SH., M.SP., CGCAE menandatangani surat kesepakatan hasil dialog dengan perwakilan massa, termasuk rencana kunjungan ke Sihaporas, lokasi yang menjadi fokus konflik lahan dengan PT TPL.
Aksi Berakhir Aman dan Kondusif
Setelah dialog dan penandatanganan kesepakatan, massa aksi membubarkan diri dengan tertib. Kapolrestabes Medan memerintahkan jajarannya untuk mengawal rombongan hingga Gerbang Tol Amplas, memastikan seluruh peserta kembali ke daerah masing-masing dengan aman.
Sekitar pukul 17.00 WIB, seluruh kegiatan selesai. Arus lalu lintas kembali normal dan situasi Kamtibmas tetap aman serta kondusif.
Aksi damai “Tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL)” menjadi bukti bahwa penyampaian aspirasi publik dapat berjalan tertib, damai, dan bermartabat ketika masyarakat dan aparat saling menghormati. Masyarakat bebas menyuarakan pendapat, sementara Polri hadir menjaga keamanan dengan hati, kesabaran, dan kemanusiaan.