Advertorial–
Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi SH MKn, meresmikan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik di Jalan Sang Naualuh, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Siantar Timur, Sabtu (26/04/2025).
Monumen ini menjadi penanda penting dalam pelestarian sejarah dan budaya Kota Pematangsiantar, sekaligus bentuk penghargaan kepada sosok Raja Siantar XIV, Sang Naualuh Damanik, sebagai pendiri kota.
Dalam sambutannya, Wali Kota Wesly Silalahi yang tampil mengenakan pakaian adat Simalungun lengkap dengan Gotong, menyampaikan bahwa pembangunan monumen ini adalah bagian dari komitmen Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar dalam menjaga kearifan lokal dan mengenang jasa para pendiri kota.
“Ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi lambang penghormatan dan pengingat akan nilai perjuangan dan pengorbanan Raja Sang Naualuh Damanik demi kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat,” ujar Wesly.
Wesly juga mengungkapkan bahwa sebelumnya, pada 15 April 2025, Pemko bersama keturunan Raja Sang Naualuh telah melakukan ziarah ke makam beliau di Kabupaten Bengkalis, Riau, sebagai bagian dari peringatan Hari Jadi ke-154 Kota Pematangsiantar.
Monumen yang kini berdiri megah itu menjadi buah dari perjuangan panjang. Difi Sang Nuan Damanik, cicit Raja Sang Naualuh, mengisahkan bahwa pembangunan monumen ini telah diinisiasi sejak tahun 2011 dan melalui berbagai proses hingga akhirnya terwujud pada tahun 2024.
“Ini bukan sekadar patung, melainkan simbol perlawanan terhadap penjajahan dan lambang pengabdian terhadap rakyat. Kami, ahli waris, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik secara moril maupun materil,” ungkap Difi.
Peresmian ini juga mendapat apresiasi dari berbagai tokoh, termasuk Bupati Simalungun H Anton Achmad Saragih. Dalam sambutannya, ia menyatakan kebanggaannya atas upaya Pemko mengabadikan sosok Raja Sang Naualuh.
“Kita patut meneladani keberanian dan cinta rakyat dari Raja Sang Naualuh Damanik. Beliau dicintai karena mendahulukan kepentingan rakyat,” ujarnya.
Ketua Panitia Peresmian, Pandapotan Damanik, menyatakan masyarakat telah lama menantikan monumen ini. Ia juga menyerukan dukungan agar Raja Sang Naualuh diangkat menjadi Pahlawan Nasional dan mengganti nama Jalan Asahan menjadi Jalan Sang Naualuh Damanik.
Ketua Ihutan Bolon Damanik, Ir Panner Damanik, turut menekankan bahwa peran serta pemerintah sangat penting dalam merawat monumen ini agar tetap menjadi cagar budaya yang berkelanjutan.
“Oppung Sang Naualuh Damanik seolah memilih sendiri tempat ini. Kami tidak sanggup merawatnya sendiri, jadi kami mohon perawatan diserahkan kepada Pemko,” pintanya.
Ketua Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik, Evra Sassky Damanik SSos, juga mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada yayasan dalam pembangunan monumen. Ia berharap perhatian terhadap sejarah lokal terus dikembangkan sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.
Sementara itu, Prof Hisarma Saragih MHum membacakan riwayat perjuangan Raja Sang Naualuh, dan arsitek Hotman Damanik ST menjelaskan makna setiap elemen monumen, termasuk patung Raja yang menggambarkan sikap mengayomi rakyat.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wali Kota Wesly Silalahi bersama Ny Liswati, disaksikan ahli waris, Forkopimda, dan tokoh-tokoh adat serta masyarakat. Acara juga diwarnai dengan penyerahan Hiou Pamotting, Dayok Nabinatur, dan pertunjukan manortor bersama.
Kehadiran para keturunan raja dari berbagai wilayah, termasuk keturunan Raja Siantar, Raja Tanah Jawa, dan Raja Simalungun lainnya, semakin memperkuat nilai sejarah acara ini. Mereka bersama masyarakat menyatakan dukungan penuh untuk menjadikan Raja Sang Naualuh Damanik sebagai Pahlawan Nasional.
Dengan berdirinya monumen ini, Wali Kota Wesly berharap semangat juang dan nilai kepemimpinan Sang Naualuh terus menjadi inspirasi dalam membangun Kota Pematangsiantar yang berbudaya, maju, dan bermartabat.