Aceh Jadi Pintu Masuk Golden Tri Angle, Jean Calvijn: Capaian Terbesar Sejak 2002
Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut bersama BNN RI dan Polda Aceh mengungkap peredaran narkoba 1,7 ton dalam sebuah konferensi pers yang dipimpin Kepala BNN RI Komjen Pol. Suyudi Aryo Seto, didampingi Kapolda Sumut,
Irjen Pol.Whisnu Hermawan Februanto dan para pejabat daerah.Jumat (26/09/2025).
Suyudi menegaskan Aceh menjadi pintu utama masuknya narkotika ke Indonesia karena posisinya berada dalam lingkaran Golden Tri Angle (Laos, Myanmar, Thailand) yang dialirkan melalui perairan Malaysia. “Total keseluruhan 1,7 ton terdiri dari sabu, ekstasi, kokain, dan ganja. Dari jumlah ini, kita berhasil menyelamatkan 7,8 juta anak bangsa dari jurang narkotika serta menghindarkan kerugian negara sekitar Rp2,6 triliun,” katanya.
Dari total pengungkapan, sebanyak 1,4 ton diamankan Ditresnarkoba Polda Sumut sepanjang Januari–September 2025, sedangkan sisanya 300 kilogram merupakan hasil ungkap Polda Aceh. Suyudi menegaskan, aparat tidak hanya berhenti pada kurir tetapi juga memburu bandar hingga ke aset-aset mereka melalui kerja sama dengan PPATK.
Capaian Terbesar Sejak Ditresnarkoba Berdiri
Dirresnarkoba Polda Sumut Kombes Pol. Jean Calvijn Simanjuntak menyebutkan capaian ini sebagai bukti nyata sinergi aparat kepolisian, BNN, dan dukungan masyarakat. “Pengungkapan ini menyelamatkan lebih dari 10 juta jiwa dari ancaman narkoba dengan estimasi nilai barang bukti mencapai Rp2,2 triliun. Ini adalah capaian terbesar sejak Ditresnarkoba berdiri tahun 2002,” ujarnya.
Selain sabu dan ekstasi, aparat juga membongkar pabrik liquid vape ilegal yang mampu memproduksi 57 ribu cartridge narkotika golongan I dan NPS. Ribuan butir happy five, kokain, ketamine, serta produk jamu dan kosmetik ilegal turut diamankan.
Dalam Operasi Antik Toba 2025, Ditresnarkoba bersama BNN mengungkap 685 kasus dengan 890 tersangka. Aparat juga menggelar 774 Gerebek Sarang Narkoba (GSN) di barak dan loket narkoba, serta 80 penindakan di tempat hiburan malam. Dari operasi ini, ratusan pengguna direhabilitasi, dan sembilan lokasi hiburan malam direkomendasikan untuk ditutup.
Strategi Pemberantasan Terpadu
Jean Calvijn menjelaskan, keberhasilan pengungkapan ini didukung berbagai strategi: Operasi Antik khusus yang dalam 21 hari menyita 300 kilogram narkotika; kegiatan kepolisian di wilayah rawan seperti Belawan, Langkat, Tanjung Balai, Siantar, dan Binjai; hingga penindakan tegas di tempat hiburan malam yang melibatkan manajemen.
“Kami tindak tegas siapa pun yang mencoba menghalangi petugas. Sejauh ini ada empat kasus perlawanan yang diproses hukum, mulai dari penyekapan anggota di Belawan hingga perlawanan di salah satu tempat hiburan malam di Medan,” katanya.
Ditresnarkoba juga menangani empat kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait jaringan narkoba, termasuk pengendali peredaran di Asahan. Berdasarkan pemetaan, lima kecamatan dinyatakan paling rawan narkoba di Sumut, yakni Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Sunggal, Medan Marelan, dan Medan Deli.
Modus operandi pun kian beragam, mulai dari jalur laut, darat, dan udara, distribusi lewat media sosial, hingga penyimpanan di rumah kosong, gudang, hotel, bahkan pemakaman umum.
“Kami akan terus konsisten, konsekuen, dan tuntas dalam memberantas narkoba dari hulu hingga hilir. Kami juga mengajak masyarakat untuk berani melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya. Sinergi antara Polri, BNN, dan masyarakat adalah kunci utama memutus rantai peredaran narkoba,” tegas Jean Calvijn.