“Aku anak Siantar!”
Demikian ditegaskan Indra Gunawan (29), atlet renang nasional yang telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Ya, meskipun kini Huang (panggilan Indra di keluarga) telah berdomisili di Bali dan tercatat sebagai atlet Provinsi Jawa Timur, namun ia tetap mengaku sebagai anak Siantar. Hal ini menunjukkan ia memang sangat mencintai kota kelahirannya.
“Sampai sekarang pun aku bawa nama Siantar. Aku kan anak Siantar!” tukasnya.
Dalam obrolan ringan malam itu di salah satu sudut Kota Pematangsiantar, penulis sempat menanyakan apakah Indra puas dengan imbalan yang ia terima yang telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia, ia menjelaskan manusia tidak akan pernah merasa puas. Hanya saja, sambungnya, ia mengaku selalu bersyukur atas semua berkat yang ia terima. Sebab, orang lain belum tentu lebih beruntung dari dirinya.
Sudah beberapa kali, Indra yang lahir 21 Maret 1988 ini menorehkan prestasi di bidang olahraga renang. Pria etnis Tionghoa ini beberapa kali membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang dan bendera merah putih berkibar di dunia internasional. Saat mengikuti Sea Games di OCBC Aquatic Centre, Singapura tahun 2015, alumni SMA Methodist Pematangsiantar tahun 2006 ini menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di nomor 50 meter gaya dada putra. Bahkan satu-satunya medali emas bagi tim renang. Saat itu ia memiliki catatan waktu 28,27 detik.
Baru-baru ini, Indra juga menyumbangkan medali bagi Indonesia dalam Islamic Solidarity Games (ISG) IV/2017 di Aquatic Center, Aquatic Palace, Sabail Area Academician Ahad Yagubov Baku Azerbaijan.
Perkenalan bungsu dari empat bersaudara ini dengan dunia renang sebenarnya cukup unik. Seperti dikisahkan pria bertato Sang Buddha di lengan kirinya itu, saat itu ia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Namun ia belum bisa berenang. Padahal teman-teman sebayanya sudah mampu berenang, dan sering menghabiskan waktu senggang di kolam renang yang ada di kawasan Pematang.
Sang ayah lah yang sangat berjasa, yang kali pertama membawanya ke kolam renang. Bahkan setiap hari. Nah, sejak itu, berenang pun menjadi kegiatan rutin bagi Indra. Bahkan tidak tanggung-tanggung, renang menjadi jalan dan pilihan hidupnya saat ini. Belajar dari pengalaman tersebut, suami dari Noemi Hemzo, wanita asal Hungaria ini, meyakini bahwa mindset dan usaha, serta keuletan akan mengubah banyak hal dalam hidup.
Beberapa waktu ke depan, ayah dua anak, Szofi Hemzo Gunawan (4) dan Gareth Hemzo Gunawan (2) ini, akan mengikuti pertandingan renang di Singapura, sebelum mengikuti Sea Games di Malaysia. Secara pribadi, salah satu target yang ia ingin capai adalah menorehkan prestasi di Asian Games tahun 2018.
Indra, yang kini bersama istri dan dua anaknya menetap di Bali itu pun berfikir untuk mendedikasikan hidupnya di dunia olahraga, khususnya renang. Ia berharap suatu waktu Indonesia atau Bali bisa memiliki kolam renang berstandar internasional dan menjadi training camp bagi para atlet dari seluruh dunia. Sejauh ini, sambungnya, masih Thailand yang menjadi destinasi training camp bagi para atlet renang .
Diakui Indra, ia sempat mewakili Kota Pematangsiantar dalam beberapa event pertandingan renang. Selanjutnya mewakili Provinsi Sumatera Utara, sebelum kemudian ‘dibeli’ oleh Provinsi Jawa Timur dan mewakili Indonesia di beberapa pertandingan tingkat internasional. Hingga kini ia terdaftar sebagai atlet renang dari Provinsi Jawa Timur.
Mutasi
Terhitung sejak 24 Maret 2015, Indra resmi menjadi atlet renang Provinsi Jawa Timur. Kala itu, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KOSI) Sumatera Utara (Sumut) John Ismadi Lubis mengatakan pihaknya harus merelakan Indra mutasi ke Jawa Timur karena mempertimbangkan kepentingan nasional. Hal ini, katanya, sesuai putusan Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI) yang menyidangkan kasusnya.
KONI Sumut, kata John yang didampingi sekretaris umumnya Chairul Azmi Hutasuhut, mengaku menerima putusan BAORI demi kepentingan negara dan karir Indra.
“Kalau kita menolak, maka Indra tidak mungkin bisa tampil di SEA GAMES Singapura, Padahal timnas renang Indonesia masih membutuhkan dia,” katanya.
Selain itu, sambung John, KONI Sumut tidak ingin karir Indra mati akibat tidak bisa mengikuti even-even internasional.
“Bagaimanapun, Indra merupakan atlet yang pernah mengharumkan nama Sumut,” ujar John.
Dalam keputusan BAORI, Provinsi Jawa Timur wajib membayar kompensasi pembinaan kepada KONI Sumut sebesar Rp1,1 miliar.
“Awalnya kita minta Rp4 miliar. Namun Jatim hanya sanggup Rp1,1 miliar. Sudah ditransfer ke rekening bank KONI Sumut, dan akan kita gunakan untuk biaya pembinaan atlet. Dana itu juga nantinya akan kita pertanggungjawabkan seperti aturan KONI selama ini,” terangnya. (Vay/Net)