Ramli dan bos mobil rental Ilyas Abdurahman ditembak oknum TNI AL saat hendak mengambil mobil yang disewa pelaku.
Ramli tertembak di punggung, sedangkan Ilyas Abdurahman tertembak di dada dan tangan. Namun llyas tewas diduga kehabisan darah.
Hal itu diungkap istri Ramli, Anita saat dikonfirmasi pada Sabtu (4/1/2025).
Anita menjelaskan, saat ini sang suami masih terbaring lemah di Ruang ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), setelah mengalami luka tembak pada bagian punggung.
“Masih kritis, masih belum sadar, masih harus saya dampingin terus,” ungkapnya.
Anita menuturkan masih harus mendampingi Ramli di rumah sakit, sambil menunggu keputusan dari dokter untuk melakukan tindakan operasi.
Pasalnya, proyektil peluru yang masih bersarang di tubuh Ramli masih belum berhasil dikeluarkan.
“Iya (masih ada peluru di tubuh Ramli), makanya harus menunggu keputusan dari dokter untuk tindakan lanjut,” ungkap Anita.
Anita menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengurus administrasi, agar tindakan operasi bisa segera dilakukan.
Di samping itu, para anggota Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) juga turut mendampingi Ramli di rumah sakit.
“Insha Allah dari pihak rumah sakit lagi mengajukan. Maksudnya menyarankan untuk ke LPSK, Insha Allah dibantu dari rumah sakit untuk surat-surat segala macam,” kata Anita.
Diberitakan sebelumnya, Ilyas Abdurahman dan Ramli Abu Bakar ditembak oknum TNI AL.
Keduanya ditembak saat hendak menarik kendaraan yang dikuasi korban. Kendaraan itu merupakan milik Ilyas yang dirental pelaku.
Ilyas dan Ramli Ditembak saat Kejar Pelaku Penggelapan Mobil Rental
Penembakan terjadi ketika Ilyas Abdurahman dan Ramli beserta rekannya yang lain melakukan proses pengejaran pelaku penggelapan yang dilakukan oknum prajurit TNI AL.
Mereka melakukan pelacakan melalui GPS yang terpasang di dalam mobil rental.
“Waktu itu pada jam 10.30 malam kemudian saya Agam sama bapak (Almarhum) dan tim, nyusul tuh mau kejar unitnya karena sisa 1 GPS lagi,” kata anak salah satu korban lainnya, Ilyas Abdurahman, yakni Agam Muhammad saat diwawancarai, Jumat (3/1/2025).
Setelah itu, saat akan menghadang mobil Brio tersebut, tiba-tiba salah satu pelaku mengeluarkan senjata api dan membentak mereka.
Pelaku itu pun mengaku sebagai anggota TNI AU.
“Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh’ (sambil nodong senjata)’,” papar Agam.
“Setelah itu kacau, Sigra Kabur, Brio pun ikutan kabur,” tambahnya.
Agam mengatakan rombongannya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk bersiap dan kembali mengejar mobil Brio dan Sigra tersebut sambil memantau melalui GPS.
Agam juga meminta Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk membantu mengawalnya.
Mereka membuntuti dari belakang, sampai akhirnya kedua mobil tersebut berhenti di rest area KM 45 wilayah Balaraja.
“Di Indomaret kita nunggu Bang Agus, Azri dan Pak Ramli. Kita nunggu kita 3-5 menit, pas ketemu langsung kita hadang tuh mobil. Nah kemudian yang di dalam Brio itu ada di sana, di samping Indomaret,” kata Agam.
“Bapak saya sama tim menangkap itu orang karena kan di awalnya kan dia itu megang senjata api. Jadi disekap, dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai sigra ada senpi juga,” tambahnya.
Secara tiba-tiba, kekacauan pun terjadi, termasuk aksi penembakan.
Agam mendengar terdapat 4 hingga 5 tembakan yang dilepaskan pelaku, hingga membuat dirinya dan tim kabur mencari perlindungan.
Pelaku pun kabur membawa kembali mobil Brio tersebut. Ketika Agam kembali ke tempat awal.
Kemudian, dia melihat Ramli dan ayahnya, Ilyas Abdurahman sudah terkena tembakan di bagian tangan sampai tembus ke perut.
“Saya menolong Pak Ramli, tapi ternyata ada satu korban lagi di Indomaret, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” ungkap Agam.
“Waktu itu Ayah saya masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas sudah menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja, tapi sudah tidak tertolong,” pungkasnya.