Pasca sosialisasi dan edukasi di Aula Tribrata Polres Pematangsiantar, Kapolres Pematang Siantar AKBP Fernando SIK akan meneruskan sosialisasi kepada pedagang dan warga lewat personilnya.
Hal itu disampaikan Kapolres usai Personel Polres Pematang Siantar mendapatkan edukasi tentang Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah serta ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Edukasi disampaikan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematang Siantar di Aula Mapolres Pematang Siantar, Selasa (8/11) pagi.
Kegiatan tersebut dihadir Kapolres Pematang Siantar, AKBP Fernando, sejumlah PJU, serta pegawai. Pertemuan ini sekaligus mendorong polisi bisa menjadi mitra BI dalam mencegah peredaran uang palsu.
Kepala KPw BI Pematang Siantar Teuku Munandar mengatakan Polri dan BI telah membuat sejumlah MoU untuk berbagai kebutuhan, seperti pengawalan uang saat dikirimkan ke berbagai daerah.
Dijelaskannya, BI dan Polri memiliki tugas yang sama dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan negara. BI menjaga sistem keuangan dan ekonomi, sedangkan Polri menjaga keamanan. Jika ekonomi tidak stabil maka bisa memicu kerusuhan, sebagaimana pengalaman pahit yang pernah terjadi tahun 1998.
Untuk menjaga kedaulatan itu, BI mengeluarkan peraturan di mana setiap transaksi di Indonesia harus menggunakan Rupiah dan menjadi salah satu cara menciptakan kecintaan terhadap uang Rupiah. Ketentuan ini berlaku sejak tahun 2015.
Di mana pada tahun-tahun sebelumnya, tidak sedikit dolar AS beredar di Indonesia. Uang asing ini, kata Munandar, dapat memicu inflasi. Sebab dolar AS akan semakin sulit ditemukan, pada akhirnya beban transaksi Indonesia ke luar negeri dalam hal logistik dan import.
Sementara dalam mencegah beredarnya uang palsu, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati ketika ada orang yang membeli barang harga murah menggunakan pecahan seratus dan lima puluh.
Pada kesempatan itu, Kapolres Pematangsiantar AKBP Fernando mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BI, terutama dalam pengenalan uang pecahan baru emisi tahun 2022. Sehingga petugas dalam menjalankan kerjanya dapat memahami uang palsu dan asli.
Ia menambahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi inflasi akibat perang Rusia dan Ukraina dan diprediksi tahun 2023 bisa terjadi resesi keuangan. Berkaitan dengan itu, presiden sudah memberikan instruksi agar semua lembaga mengatasi masalah ini, termasuk Polri.
“Kita mendukung kegiatan ini dalam hal pemulihan ekonomi nasional. Sebagaimana kita tahu sekarang ini kita sedang mengantisipasi resesi,” ujarnya sembari berterima kasih kepada Kepala BI Pematang Sianțar atas program kerjanya.
Diutarakan juga bahwa sejauh ini sudah ada sekitar 7 sampai 8 negara mengalami resesi sehingga terpaksa meminjam uang International Monetary Fund (IMF), yaitu salah satu organisasi internasional yang menangani masalah keuangan
“Seturut itu, Polri diberikan tugas bagaimana mencegah resesi ini. Saat ini Polres Pematang Sianțar mendukung program pemerintah dalam meningkatkan UMKM,” katanya.