Kreatif! Kata itu pantas ditujukan kepada siswa SMP Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar. Para siswa dipandu guru memanfaatkan jagung dan barang bekas untuk membuat aneka barang. Hasilnya pun dipresentasikan saat acara Open House di halaman SMP Kristen Kalam Kudus, Jalan Dalil Tani Pematangsiantar, Sabtu (13/5).
“Bagaimana membuat barang kreatif dari jagung dan barang bekas. Intinya, anak-anak bukan sekadar mendengar dan belajar teori, tapi langsung melakukan, dan hasilnya dipresentasikan,” terang Kepala SMP Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar, Aswin Widjaja.
Aswin mengucapkan terima kasih kepada orangtua siswa yang telah datang ke sekolah untuk menyaksikan presentasi anak-anaknya.
“Saya sebagai kepala sekolah sangat menekankan proses. Bagaimana cara mereka bekerja keras. Karenanya sangat diharapkan dukungan dan kerjasama dari orangtua,” tuturnya.
Dalam mendidik siswa, kata Aswin, pihaknya menerapkan 3 K, yakni Karakter, Kreativitas, dan Keilmuan. Tidak ada istilah tidak bisa, tinggal proses.
“Berharap anak-anak kita tidak hanya pintar di teori, namun pintar juga dengan prakteknya,” jelasnya
Direktur Pelaksana, Paulina Oscar SPd, mengatakan, untuk menjadi guru kreatif tidak harus membutuhkan uang yang banyak. Niat yang tulus sebagai guru dan etos kerja yang tinggi, katanya, membuat guru totalitas dalam melaksanakan profesinya. Totalitas kemudian memunculkan ide-ide kreatif sehingga mampu membuat media-media pembelajaran kreatif agar siswa mudah belajar.
Menurut Paulina, jagung dan barang bekas merupakan media yang kreatif, identik dengan unik. Tidak mudah ditemukan di tempat lain atau hanya ada satu, yaitu di SMP Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar.
Dilanjutkan Paulina, media yang bagus akan menimbulkan daya tarik bagi siswa. Siswa tertarik untuk melihat media, serta memperhatikan penyampaian guru. Bahkan dengan media kreatif, guru dapat membuat aktivitas kelas yang menyenangkan. Pembelajaran akan berlangsung meriah, menyenangkan, dan mengesankan. Hasilnya, tujuan pembelajaran tercapai.
“Tema jagung dan daur ulang barang bekas yang kita ambil pada kegiatan Open House kali ini semoga dapat menanamkan kepada anak didik bahwa sampah bukan lagi masalah. Apalagi, jagung dan sampah atau barang bekas itu mudah didapat dengan mudah di berbagai tempat. Bahkan tidak perlu beli. Bagi masyarakat umum, barang bekas hanya dianggap sampah biasa. Namun bagi guru yang kreatif, barang bekas adalah sumber inspirasi membuat media pembelajaran,” ujar Paulina.
Paulina juga menjelaskan, kegiatan open house ini diperuntukan bagi siswa baru dan orangtua, dan menunjukkan pihaknya konsekuen memajukan pendidikan di Pematangsiantar.
“Mendesain TK sampai SMA dan menghasilkan manusia yang memiliki iman. Membangun generasi yang mumpuni, dan menjanjikan guru lokal bertaraf internasional,” terang Paulina.
“SMP Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar berbuat berdasarkan Kasih. Berikan kesempatan kepada anak untuk mandiri dan memiliki keterampilan. Harus diajarkan kebhinekaan. Kehadiran siswa Kristen Kalam Kudus harus membawa damai. Semua ini dapat kita lakukan kalau takut akan Tuhan,” tambahnya. (Vay/ Foto Andriani)
Discussion about this post