Oleh:Pdt Dion Ponombaan
Penyembahan yang benar dan menyenangkan Hati Tuhan keluar dari Pribadi si penyembah, bukan dari penampilan penyembahannya, sebab Tuhan mencari PENYEMBAH bukan PENYEMBAHAN. Prinsip di dalam penyembahan adalah “Orang akan menjadi sama seperti apa yang disembahnya. Bila ada orang yang memuja atau mengidolakan artis atau celebrity tertentu maka jangan heran jika gaya orang itu mirip dengan artis yang menjadi idolanya. Mereka akan bergaya dan berpenampilan sama persis seperti artis idolanya; mulai dari gaya rambut, pakain, cara berjalan, berbicara semua menjadi sama persis seperti idola mereka, tidak ada bedanya.
Jika kita menomor satukan uang atau mendewakannya, (menyembahnya) di dalam hidup kita maka tidak heran jika pikiran, perasaan dan keinginan kita akan dipenuhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan materi (uang), jika kita menyembah allah yang lain atau berhala maka kita akan menjadi sama seperti berhala yang kita sembah.Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya. (Mazmur 115:4-8).
Jika kita menyembah Kristus maka kita akan menjadi serupa dengan Kristus, jika kita menyembah dunia maka kita akan menjadi seperti dengan dunia ini, jika kita menyembah berhala kita akan jadi seperti berhala. Penyembahan yang intim dengan Bapa di surga akan membawa kita bertumbuh dan berubah menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Bagaimanakah caranya agar kita bertumbuh menjadi seorang penyembah yang benar, Seperti yang Tuhan kehendaki ? Bagaimanakah cara kita untuk dapat memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan dalam penyembahan? Dan bertumbuh menjadi penyembah yang benar? Maka inilah yang perlu kita lakukan:1. Menyediakan Waktu Bagi Tuhan
Menjadi Penyembah yang benar dan berhasil bertumbuh sampai pada keserupaan dengan Kristus, membutuhkan disiplin yang benar dari dalam diri kita sendiri untuk secara konsisten menyediakan atau memberikan waktu, dalam penyembahan yang intim atau hubungan yang mendalam dengan Tuhan Dalam Perjanjian Lama, Tuhan meminta umat-Nya untuk memelihari yang namanya hari Sabat. Sebuah hari yang harus dikuduskan atau dikhususkan bagi Tuhan, dimana orang –orang Israel tidak boleh melakukan kegiatan apapun mereka wajib untuk tidak bekerja atau melakukan apapun mereka harus beristirahat atau berhenti dari semua kesibukan mereka harus tenang, sabat menjadi hari yang khusus dan spesial.
“Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. (Keluaran 31:13-14).
Tuhan menghendaki umat-Nya memiliki waktu yang khusus dengan Dia. Tuhan sangat serius dengan yang namanya hari Sabat, itu sebabnya ada konsekuensi bagi mereka yang melanggarnya. Hari Sabat harus kita pahami dengan benar karena hari Sabat bukan hanya berbicara tentang aturan ibadah tetapi hari sabat berbicara tentang WAKTU KHUSUS yang harus kita sediakan untuk Tuhan. Pada masa ini tentu hari sabat bukan hanya bicara tentang satu hari tertentu saja tetapi lebih berbicara tentang waktu yang harus kita sediakan bagi Tuhan secara khusus
. Jadi bukan hanya berbicara tentang sabat sebagai satu hari tetapi bicara tentang waktu-waktu yang dengan sengaja kita sediakan untuk intim dengan Allah.Sebab Kristus adalah Tuhan atas hari sabat (Luk 6:5-9). Hal inilah yang disalah mengerti oleh banyak orang beragama pada zaman Yesus, mereka hanya berpegang teguh pada aturan agama tentang satu hari tetapi mereka tidak memahami maksud dari sabat yang sebenarnya. Sabat adalah kita secara khusus menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Allah. Nabi Yesaya melukiskan sabat adalah saat dimana kita bertobat, tinggal diam, tinggal tenang, dan percaya kepada Allah, (Berserah total). Berhenti dari semua kegiatan dan kemampuan manusiawi kita kita benar-benar beristirahat bukan hanya secara lahiriah saja tetapi spiritual dan mental juga,
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, kamu berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: “Kami mau mengendarai kuda tangkas,” maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi. (Yes 30:15-16) Mustahil bagi kita untuk bertumbuh menjadi seorang penyembah yang benar tanpa kita mengenal dan memahami Allah dengan benar dan hal itu akan pernah terjadi jika kita tidak bergaul akrab dengan Dia.
Tidak akan pernah ada hubungan yang intim atau pergaulan yang erat dengan Tuhan jika kita tidak menyediakan waktu yang khusus untuk bersekutu dengan Dia. Tidak ada orang yang dapat mengenal istri saya seperti saya mengenal dia, mungkin ada orang-orang yang mengenal dan tahu tentang istri saya dengan baik, tetapi pasti pengenalan dan kedekatan mereka tidak akan pernah sebaik pengenalan yang saya miliki tentang istri saya, sebab orang yang paling dekat dan tahu dengan baik tentang istri saya adalah saya sendiri sebab saya suaminya.
Satu hari ketika saya dan istri sedang pergi ke Jakarta untuk mengikuti sebuah konferensi, Di bandara kami berdua hendak ke toilet dan waktu itu toilet wanita dalam keadaan tidak dapat dipergunakan, jadi waktu itu saya lebih dulu masuk ke toilet pria dan ketika saya keluar dari toilet saya tidak menjumpai istri saya, waktu itu saya sempat merasa bingung karena istri saya tidak ada di tempat, Rupanya tanpa sepengetahuan saya, dia sudah pergi mencari toilet yang lain.
Pada saat itu suasana atau kondisi di bandara begitu banyak orang yang berlalu lalang, saya menunggu beberapa saat tapi istri saya tidak juga muncul, saya berpikir jangan-jangan dia sudah lebih dulu pergi mencari toilet di dekat tempat yang lain yang lebih dekat dengan tempat bagasi, ketika saya ingin mencari dia, tiba-tiba saya mendengar satu suara langkah yang saya kenal dari langkah sepatunya dan saya merasa langkah itu tidak asing bagi saya. Dari sekian banyak langkah lain yang sedang berlalu lalang, saya mendengar langkah yang berbeda dan saya tahu langkah itu adalah langkah istri saya, dan ketika saya menoleh kebelakang “BENAR” itu adalah istri saya, Mengapa saya mengenali bahwa itu adalah langkah istri saya, walaupun ada begitu banyak suara langkah orang dan saya tidak melihat dia?
Jawabnya sederhana karena kami (saya dan istri) sudah menikah dan hidup bersama lebih dari dua puluh (20) tahun lamanya. Sehingga wajar jika kami memiliki pengenalan yang begitu dalam satu dengan lain. Seperti itulah hubungan kita dengan Tuhan, Tidak mungkin kita dapat mengenal Yesus dari dekat tanpa kita hidup bersama dan menyediakan waktu bagi-Nya di dalam doa dan Firman-Nya. Dalam hidup-Nya Tuhan Yesus memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Bapa-Nya, sampai-sampai Dia mengakui bahwa Dia tidak dapat melakukan apapun jika Dia tidak melihat dan mendengar Bapa.Jadi apa yang dilakukan-Nya itu semua berdasarkan dari apa yang Dia lihat dan di dengar-Nya dari BAPA.
Dengarkanlah apa yang dinyatakan-Nya ”sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. (Yoh 5:19) Kita dapat memahami sekarang bahwa tindakan atau apa saja yang diperbuat-Nya sepenuhnya bergantung kepada Bapa, Apa yang di dengar dan dilihat-Nya adalah itulah yang Dia lakukan.
Tuhan Yesus mendapat bimbingan yang sangat jelas dari Bapa-Nya dan hal itu terjadi karena Dia selalu memberikan waktu yang khusus untuk bersekutu dengan Bapa-Nya di dalam hubungan yang akrab, Dia menyediakan waktu untuk selalu mempunyai kesempatan berdua dengan Bapa-Nya. Dari awal sampai akhir hidup-Nya Dia terus menerus secara konsisten bersekutu dengan Bapa-Nya, bukan hanya ketika Dia baru memulai pelayanan-Nya bahkan ketika di atas Kayu Salib pun Dia tetap mencari BapaNya. Dari awal sampai akhir hidupnya Dia selalu bersekutu dengan Bapa-Nya, Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.(Mar 1:35)
Hal yang paling menakutkan dalam hidup-Nya bukanlah aniaya dan pernderitaan yang harus di alaminya di atas kayu salib tetapi terpisah dengan Bapanya karena dosa umat manusia yang harus di tanggung-Nya adalah hal yang paling menakutkan bagi Diri-Nya, itu sebabnya Dia berdoa Ya Bapa kalau boleh lalukanlah cawan ini dari pada-Ku tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi tetapi kehendak-Mu yang jadi.Bagaimana dengan Anda ? Apakah anda telah membuat komitment untuk menyediakan waktu khusus berdua dengan Tuhan? Ada banyak orang dalam hidupnya menyia-nyiakan waktunya dengan banyak hal yang sia-sia, mereka sanggup menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi, ngobrol yang tidak tentu arah, gosip, menceritakan kejelekan orang lain yang justeru membawa mereka kehilangan persekutuan dengan Allah.
Bagaimana anda menggunakan waktu yang Tuhan percayakan? Hal itu akan menunjukan apakah kita seorang yang bijaksana atau tidak! Dan Semua itu tergantung dan terlihat dari bagaimana kita menggunakan waktu yang Tuhan percayakan pada kita.
(Peng 3:1. 11) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka…….
Tuhan membuat segala sesuatu Indah pada waktunya, Penulis kitab pengkotbah raja Solaiman mengatakan bahwa segala sesuatu di dalam dunia ini ada waktunya, Indah pada waktunya-artinya kita mengerjakan tepat pada saat-saatnya. Indah pada waktunya terjadi ketika kita semua dengan bijaksana mengisi waktu-waktu kita dengan baik dan benar.
Saya pernah melihat dan tahu tentang seorang yang usianya sudah cukup tua, saat itu dia masih harus bekerja mencari nafkah dengan cara mengumpulkan karton-karton bekas untuk mendapatkan uang. Ketika saya melihat hal itu saya mengerti apa yang di maksud dalam tulisan kitab pengkotbah, Mengapa orang itu justeru di usianya yang semakin senja, seharusnya dia bermain dan menikmati hubungan dengan anak dan cucu tetapi justeru dia harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi, Mengapa hal itu terjadi? Mengapa dia tidak mengalami indah pada waktunya? Jawabnya karena dia tidak menggunakan watunya dengan baik sebab di bawah kolong langi ini, segala sesuat ada waktunya, ketika waktu untuk belajar, belajarlah, ketika waktu bekerja maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh sehingga kita dapat menikmati apa yang di katakan oleh kitab pengkotbah INDAH PADA WAKTUNYA.
Dalam hidup ini, kita harus menyadari bahwa hari-hari hidup manusia sangatlah singkat, hidup manusia diungkapkan seperti uap yang sebentar kelihatan dan kemudian lenyap atau bunga di padang yang sebentar ada dan kemudian layu. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.(Maz 90:4-6) Kita perlu dengan bijaksana mem- pergunakan waktu tanpa pernah menyia-nyiakanya sebab hari-hari Ini adalah jahat. Iblis ingin mencuri waktu kita dan membuat waktu-waktu yang kita miliki menjadi sia-sia.
”Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Efesus 5:15-16) Seorang penyembah yang benar adalah orang yang bijaksana. Dia mengerti bagaimana mengelola waktunya, dia sangat menghargai waktu-waktu persekutuannya dengan Tuhan, dia punya prinsip bahwa satu hari di rumah Tuhan jauh lebih baik dan berharga dibandingkan berada tempat-tempat yang lain dimanapun di dunia ini. 2. Mencari Wajah-Nya. ”Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka (2 Taw 7:14).
Intim dengan Tuhan membuat kita menjadi orang-orang yang suka berdoa dan menyembah, tetapi seharusnya kita datang bukan hanya dengan membawa daftar panjang permohonan yang berisikan kebutuhan-kebutuhan kita semata, walaupun hal itu tidaklah salah. Tetapi Intim dengan Allah dalam penyembahan bukanlah berbicara tentang permintaan tetapi bicara tentang hubungan dan pengagungan, di mana kita belajar untuk memahami apa yang Tuhan mau, bukan apa yang kita mau, kita mulai belajar mengerti keinginan Tuhan bukan keinginan kita sehingga kita menjadi orang yang mengerti isi hati Tuhan.
Doa dan penyembahan bukan waktu untuk mengumbar semua keinginan kita dan minta Tuhan mengerti lalu mengikuti apa yang kita mau, menyembah adalah saat untuk mengetahui apa yang Tuhan mau dan kita mengikuti keinginan-Nya. Seorang penyembah yang benar adalah orang yang selalu ingin mengetahui isi hati-Nya (mencari wajah Tuhan), bukan hanya mencari tangan-Nya (berkat). Kita menjadi orang yang selalu rindu ingin mengetahui apa kehendak dan rencana-Nya, kita rindu memuaskan hati Tuhan lewat ketaatan kita sebagai wujud dari sebuah sikap penyembahan yang benar.
Orang yang mencari wajah Tuhan adalah orang yang tidak mengandalkan hikmat dan kekuatannya sendiri yang hanya akan mendatangkan kutuk. Dalam pergumulan hidupnya, dia selalu bergantung, sabar dan menantikan jawaban Tuhan. Kita dapat melihat dan belajar hal itu dari pribadi Yosafat. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. (2 Tawarikh 20: 4-24).
Saat membaca Firman Tuhan ini kita menemukan apa arti mencari wajah Tuhan, dari cerita tentang Yosafat ini kita dapat menemukan apa itu bergantung dan berserah total kepada Allah.. Di saat mereka megalami ketakutan karena serangan dari raja-raja yang bersekutu menyerang mereka, Yosafat dan seluruh umat Tuhan mengambil keputusan untuk mencari wajah Tuhan. Dan kita melihat bagaimana jawaban dari Tuhan memberi strategi yang jelas dan cara bagaimana meraih kemenangan walau hal itu mungkin sulit di terima karena mereka mengalahkan musuh yang besar hanya dengan memuji Tuhan.
3.Menjadikan Kristus Sebagai Pusat Kehidupan. Seorang penyembah yang benar adalah seorang yang menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupannya.Tuhan Yesus menjadi pengendali dan penggerak hidupnya, Yesus menjadi dasar dari seluruh segmentasi hidup yang dia miliki.
Tidak mungkin kita dapat mendalam dengan Tuhan dalam penyembahan jika kita tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan (Kurios – penguasa tunggal), sebab penyembahan bukan bicara tentang kegiatan gereja atau ritual agama tetapi penyembahan bicara tentang hidup yang dikuasai total oleh Kristus, hidup yang berserah, hidup yang diperintah dan dikendalikan sepenuhnya oleh Kristus. Penyembah yang benar mengerti bahwa hidupnya bukanlah miliknya sendiri lagi tetapi hidupnya adalah milik Allah sepenuhnya, dia hidup tidak lagi untuk dirinya sendiri tetapi hidup bagi Allah.Penyembah yang sejati adalah seorang yang hidup di dalam ketaatan pada setiap Firman Allah,Bukan hanya sekedar kata-kata yang di ucapkan.
“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? (Luk 6:46). Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Filipi 1:21) Seorang penyembah yang sejati hidupnya selalu ber-Tuhankan Kristus, bukan terletak pada pengetahuan tentang firman atau hukum agama yang dimilikinya, seperti seorang pemuda kaya yang datang pada Yesus. Kerinduannya untuk mengikuti Yesus sangatlah baik. Dia memiliki pengetahuan tentang hukum Taurat dan bukan hanya itu saja menurut pengakuannya dia sudah melakukan hukum Taurat selagi dia masih kecil, kita dapat bayangkan bahwa pemuda itu bukanlah orang yang biasa-biasa, dia orang yang sangat beragama (religius).
Jika dia hidup zama kita sekarang ini mungkin tidak sedikit orang tua yang ingin menjadikan anak muda itu menjadi menantunya, Dia kaya, beragama tentu ini memenuhi krieteria dari banyak orang tua. Tetapi ketika Yesus memberi perintah kepadanya untuk menjual seluruh hartanya dia mengalami kesulitan dan mampu tidak mentaatinya, kita dapat melihat ternyata yang menguasai hidupnya bukan Tuhan tetapi hartanya. Orang itu gagal untuk mengikut Yesus.
“Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Matius 19:16- 22).
Berapa banyak hari ini umat Tuhan gagal mengikuti Kristus dan mengalami terobosan dalam hidupnya karena jauh di dalam hatinya dia sama sekali tidak mencintai Tuhan atau hatinya tidak dikuasai oleh Kristus. Sebab Firman Tuhan mengatakan dimana hartamu berada disitu hati kita berada, siapa harta terbesar dalam hidup saudara, Uang atau Kristus?. Ingat jika Yesus tidak nomor satu dalam hidup kita sesungguhnya dia bukan Tuhan dalam hidup kita. Penyembah yang benar adalah pribadi Yang ber-Tuhankan Krsitus, hatinya sepenuhnya dikuasai dan dikendalikan oleh Kristus.(***)
Selamat Hari Minggu
Discussion about this post