Di antara deretan ruko di Jalan Sutomo Pematangsiantar, terdapat satu gedung yang bentuknya tidak berbeda dengan yang lain. Namun, begitu masuk ke gedung berlantai tiga yang berlabel Legato Music and Art Centre tersebut, denting piano dari salah satu ruangan bercat oranye langsung menggoda telinga.
Setelah disambut dan berbincang dengan pemilik lokasi yang merupakan tempat les musik tersebut, Michelle Lim, penulis berkesempatan melihat langsung sumber suara indah tersebut. Ternyata, suara tersebut bersumber dari seorang anak perempuan berusia sekira lima tahun tengah memainkan piano dipandu seorang guru piano klasik.
Tanpa menghiraukan kedatangan penulis dan pemilik lokasi, gadis kecil itu terus memainkan jemarinya dengan lincah di atas tuts hitam dan putih. Tak terasa, lagu yang dibawakan si gadis berakhir. Dengan tetap ditemani sang guru, ia melanjutkan pelajarannya. Suara indah pun dihasilkan jemari lincah Ethelene yang saat ini masih duduk di kelas TK B, Pride Education.
Michelle, wanita kelahiran 1983 ini, menerangkan bahwa di Legato Music and Art Centre menciptakan suasana nyaman bermusik seperti di rumah sendiri.
Disebutkan Michelle, Legato Music and Art Centre didirikan berawal dari sebuah harapan agar anak -anak di Pematangsiantar yang berminat dan serius belajar musik hingga level tertinggi, bisa terakomodir. Di Legato, anak tak hanya dididik mahir memainkan alat musik, namun juga mendapat peluang belajar hingga level advance grade 8, yakni memiliki standar minimal untuk mengajar.
Disamping itu, ” Legato juga memandu anak didik untuk mengikuti berbagai kegiatan kompetisi di bidang musik,” sebutnya.
Legato menawarkan beberapa pilihan kursus dan jenis alat musik yang ingin dipelajari.
Kursus -kursus antara lain :
Piano klasik, Piano Pop, Gitar klasik, Biola Klasik, Biola Pop, Keyboard Rohani, Keyboard Pop, dan Vocal.
Legato merupakan salah satu sekolah musik yang memiliki lisensi dari Kawai Music School, yang menjadikan Legato sebagai sekolah musik bertaraf internasional yang ada di Siantar.
“Program Kawai ini terbagi beberapa bagian.
Ada kelas Kulu –Kulu Club untuk tingkat usia dua tahun. Lalu, Basic Course untuk usia tiga sampai
empat tahun, serta Piano Course untuk usia empat tahun ke atas.
Program ini adalah grup lesson dan diperkirakan akan berjalan pada tahun 2018 . Semua peserta didik nantinya mendapat sertifikasi Kawai Jepang,” terang Michelle.
Program Kawai Music School bukan semata bermusik, tetapi menciptakan keserasian jiwa dan musik ke setiap murid dan membentuk karakter bermusik yang baik dan menyenangkan.
Tenaga pengajar di Legato memperoleh training intensif oleh sensei Kawai Jepang .
“Semuanya itu bertujuan meningkatkan kualitas pengajaran dan pendekatan kepada anak, sebut Michelle.
Untuk program individual , pihaknya menggunakan Sylabbus London College of Music ( LCM) dan Royal College of Music (London).
Setelah berjalan melalui aisle, penulis pun berbincang dengan Michelle.
Sebelumnya , Michelle yang hobby travelling dan ngopi sempat kuliah musik di Sydney (2002-2004 ), pernah bekerja freelance waiter di sebuah cafe dan admin staf di Sydney yang menurut Michelle fun banget,
kemudian bekerja di Shanghai sebagai guru Inggris dan Musik (2004-2006) di salah satu Sekolah International dan akhirnya bekerja di Singapore sbg guru musik di Kawai Music School Paragon ( 2004-2006 ) kemudian pulang ke kampung halaman .
Pada tahun 2009 Michelle mengajar privat di P.Siantar Saat itu,dengan murid Michelle yang telah berjumlah 40an. Dengan berjalannya seiring waktu, Michelle pun membuka Legato Music and Art Centre, tepatnya di Jalan Sutomo No 56, pertengahan tahun 2011 lalu.
” Membangun Legato adalah sebuah perjuangan, kala itu ia sempat hampir menyerah. Namun ia mendapat dukungan yang kuat dari keluarga. Sebelumnya , saya mengajar privat, Akhirnya ada perasaan tertantang untuk menjalani sekolah musik. Awal mulanya, tentulah tidak mudah. Tetapi lama kelamaan Michelle jatuh cinta untuk mengelola usaha musik tersebut. ”
” Menghadapi berbagai karakter orang itu tidak mudah tetapi itulah pembelajaran karena kota Siantar kota yang sedang berkembang, dengan berharap Legato dapat memberikan banyak pengetahuan musik kepada anak didik dan dapat terbuka untuk musik. ” Pintanya sambil tersenyum mengenang memori itu.
Mengenai fasilitas yang ada di Legato .
“Ruang belajar dilengkapi AC dan alat musik yang memadai,” tutur Michelle, yang saat duduk di bangku SMA harus menempuh perjalanan bolak-balik Siantar-Medan. Sebab saat itu di Siantar belum ada kelas piano tingkat advance.
“Kalau anak-anak sekarang, tidak usah perlu keluar kota lagi karena fasilitas, pengajaran dan ujian telah tersedia di Siantar. Penguji biasanya dari yang akan datang ke Siantar dan biasanya penguji adalah penguji luar negeri yang bertaraf internasional ” kata Michelle lagi.
Soal nama Legato, sebut Michelle, diambil dari bahasa Italia, yang artinya mengalun dengan lembut (play smoothly). Ia memilih nama tersebut dengan harapan proses belajar dan mengajar di Legato bisa berjalan lancar, seperti air mengalir.
“Begitu, saya berharap tercipta keharmonisan antara guru, orangtua, dan murid. Biasa juga disebut segi tiga emas. Karena ada kerjasama itulah proses pengajaran baru dapat berhasil. Selain itu, intonasi kata Legato mirip dengan bahasa Batak, beber Michelle sambil tertawa riang. Michelle memilih dinding warna oranye untuk ruang belajar karena warna tersebut sebagai simbol energik.
Panggung Musik 4 Bulan Sekali
Selain ujian taraf international, sebut Michelle, murid-murid di Legato mengadakan pentas musik dalam kurun waktu sekitar empat bulan sekali, ditambah dengan konser tahunan.
Tujuannya, agar para murid dapat bermusik dan tampil percaya diri tampil di depan umum walaupun bukan dalam hal bermusik ke depannya.
“Murid-murid kita selalu aktif di kompetisi dan festival, workshop, dan masterclass. Michelle merasa bangga terhadap anak didik Legato yang sangat aktif mengikuti berbagai kompetisi di bidang musik, baik di dalam maupun luar Kota Siantar.
Beberapa prestasi berhasil diraih anak didik di Legato, diantara lain adalah :
– Symphony Music Competition 2013, Bumi Jauhari, meraih juara 1, Preparatory A
– Indonesian Music Celebration 2016 – JW Marriot , yang murid Legato mendapat Platinum Prize dengan anak didik bernama Apple Samantha Yang dan Gladys .
– Indonesian National Piano Festival 2016 – Grand Aston
anak didik bernama Magnif mendapat Platinum Prize
dan puluhan anak didik yang mendapat Gold Prize dan Silver Prize yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
” Pernah suatu acara performance yang diadakan majalah musik Staccato, peserta murid kita yang berangkat ke Medan mencapai 50 murid. dan itu sangat mengejutkan Michelle karena tidak mudah untuk anak-anak dan orang tua yang mengorban waktu dan tenaga mereka. Passion, yes..Passion. ”
Oh ya, kita juga mengadakan Masterclass bersama Melody Quah pada tahun 2012, pianis international yang tamatan Julliard School dan Yale Universiti yakni sekolah piano paling bergengsi di Amerika Serikat,” katanya, kemudian ada juga talkshow dengan ms. Veny Lie, guru yang mengajar anak kebutuhan khusus .
Legato merupakan sekolah musik berbasis profit tetapi tidak melupakan sosial.
Michelle memberikan beasiswa kepada beberapa anak didiknya sejak grade 1 sampai saat ini sudah grade 8 dikarenakan kondisi ekonomi orang tua.
” Pertama sekali ketika saya sendiri mengajar dan tiba-tiba anak ini mau berhenti les padahal menurut saya dia sangat berbakat, setelah konsultasi berapa lama, saya baru mengerti hal itu disebabkan karena kondisi ortu. Saya saat itu juga tersentuh dan akhirnya saya memberikan beasiswa kepada anak2 ini. Berharap ke depan mereka dapat mandiri ” pinta Michelle.
Saat ini Legato telah mempunyai 200an murid dan 14 Staf Pengajar.
Iapun berterimakasih kepada gurunya Ms. ESTER YU dan Ms. Earnawaty serta guru2nya yang ada di Australia dan Shanghai yang mendidiknya. Tidak lupa berterimakasih kepada Orang tuanya yang telah banyak berkorban.
Untuk menutupi perbincangan hari ini, penulis pun menanyakan beberapa hal :
Apakah ada pesan kepada media ?
” Hidup ini adalah Tantangan dan Proses Belajar . Apabila tantangan-tantangan hidup ini terlewati, maka kita akan meningkat kepada satu level lebih tinggi . Jangan takut untuk mencoba hal-hal yang baru.
– Always Upgrade Yourself with Positive Things.
” Sebagai Pimpinan di Legato , saya belajar bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tetapi tetaplah melakukan yang terbaik dan selalu berdoa kepada yang Berkuasa. Don’t Give up easily in everything because There is Something More Powerful than Us. ”
Untuk Informasi lebih lanjut mengenai jadwal bermusik, hubungi:
Legato Music Art Centre Sutomo no.56 P.Siantar /
Siantar Plaza lantai 4 sebelah Hall GBI
Telepon 0853- 7070-1799.(Vay & Michelle /Foto : Dok Legato)
Discussion about this post