Oleh: Pdt Dion Ponomban.
Ada pekerjaan menggali KEDALAM sebelum TERLIHAT bangunan yang menjulang tinggi kelangit.
KEKUATAN bangunan rohani kita terletak pada KEDALAMAN HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN.
(59 kata-kata bijak)
Kita harus menyadari bahwa intim dengan Tuhan dalam penyembahan merupakan kebutuhan terbesar dan dasar hidup kita sebagai Umat ciptaan-Nya, Mengapa? Karena ketika Tuhan menciptakan manusia pertama, tujuan-Nya adalah supaya manusia hidup dihadapan-Nya, menyenangkan hati-Nya, menyembah dan memuliakan Dia, serta mengikuti rancangan-Nya dan berjalan bersama dengan Dia.
Pada umumnya orang berpikir bahwa kebutuhan utama hidupnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan; uang, mobil, rumah, kedudukan, jabatan, makanan atau minuman. Kita telah melihat ada orang-orang yang memiliki semuanya itu tetapi hidupnya tidak pernah merasa dipuaskan atau merasa cukup, mereka tetap merasa ada yang kurang, Mengapa? karena ada kebutuhan yang paling mendasar dalam hidup mereka tidak terpenuhi yaitu MENYEMBAH TUHAN.
Menjadi penyembah atau menyembah Tuhan membawa kita kembali pada posisi atau panggilan dasar hidup kita sebagai manusia (Umat ciptaan-Nya).
Kita semua perlu memahami bahwa hubungan yang intim dengan Tuhan (Intimacy Worship) adalah sebuah PRIORITAS UTAMA yang sangat penting dalam hidup kekristenan kita. Apakah prioritas hidup Anda? Prioritas akan menentukan dan membawa hidup kita jadi seperti apa pada akhirnya? Tragedi terbesar dalam hidup orang percaya adalah ketika mereka tidak memahami apa yang seharusnya menjadi prioritas dalam hidupnya.
Saat prioritas kita salah maka kita hanya akan terlihat begitu sibuk, banyak waktu dan energi kita diserap tetapi tanpa hasil apapun. Apakah menyembah Tuhan telah menjadi prioritas Anda? Tuhan Yesus berkata;… Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan (Mat 6:33)
Sudah seharusnya Intim dengan Tuhan (Menyembah Tuhan) adalah sesuatu yang harus menjadi prioritas utama kehidupan kita.
Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, hal itu sama saja seperti kita hidup tanpa bernafas, sesuatu yang tidak mungkin dan boleh terjadi di dalam hidup kita masing-masing.
Jika Anda pernah melihat orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan, khususnya dalam masalah pernafasan, maka mereka akan mengalami banyak kesulitan saat melakukan aktifitas rutin mereka terlebih waktu mereka bekerja, mereka tidak mampu melakukan kegiatan yang berat, orang itu pasti akan mengalami kesulitan dan tidak dapat maksimal dalam melakukan pekerjaannya, demikian juga terjadi dalam kehidupan rohani kita.
Sulit bagi kita untuk menerima beban dan tanggung jawab yang besar apalagi menerima tekanan-tekanan atau pencobaan jika kita tidak sehat secara rohani atau tidak memiliki keintiman dan kedalaman hubungan yang baik dengan Tuhan.
Tanpa keintiman dengan Tuhan, hal itu sama saja seperti rumah tanpa pondasi, apa yang akan terjadi dengan rumah itu, ketika ada goncangan atau gempa yang besar? Tentu rumah itu akan rubuh dan hancur dan tentu kerusakan hebat yang akan terjadi, rumah itu tidak akan pernah mampu bertahan.
Saya telah melihat ada begitu banyak kehidupan orang percaya yang kelihatan hebat dari luar, mereka terlibat aktif dengan berbagai pelayanan dan kegiatan rohani yang menakjubkan tetapi dalam sekejap kehidupan (rumah rohani) mereka hancur dan rubuh saat pencobaan atau goncangan itu datang menghampiri hidup mereka, Mengapa? jawabnya sederhana karena mereka tidak memiliki fondasi hidup yang kuat!. Demikianlah orang-orang yang tidak memiliki keintiman dengan Tuhan ia tidak akan pernah memiliki dasar yang kokoh di dalam kehidupannya.
Dalam hidupnya Daud (Pemazmur) mengungkapkan bagaimana hubungan intim dengan Tuhan telah menjadi sesuatu yang sangat penting dan serius di dalam hidupnya, hal itu dapat kita lihat di dalam ungkapan-nya.
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam,(Maz 63: 2.7)
Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. (Maz 130:6)
MENGAPA ORANG TERIKAT ?
Mengapa ada orang-orang yang hidupnya terikat dengan sesuatu yang justru merusak dan menghancurkan hidup mereka? Seperti halnya rokok, minuman keras, free sex, poligami, uang, narkoba, dan yang lainnya.
Jika kita memperhatikan sebenarnya mereka sedang berusaha mencari kepuasan dan mereka berpikir bahwa hal-hal tersebut akan dapat memuaskan batinnya. Namun pada kenyataannya, mereka sama sekali tidak mendapatkan kepuasan apapun, selain kehampaan dan keterikatan dari hal-hal yang mereka bayangkan dan harapkan dapat memuaskan hasrat bathin dan hati mereka. Seharusnya kita dapat belajar dari Pribadi Daud, bagaimana dia mengungkapkan kerinduan hatinya pada Tuhan sama seperti tanah yang kering atau tandus tidak dapat dipuaskan kecuali hanya dengan datangnya air.
Semua orang-orang yang pernah terikat atau kecanduan dengan rokok atau narkoba, Mereka itu seolah-olah berkata Bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa rokok atau narkoba yang telah mengikat mereka, seharusnya hidup kita juga seperti itu dengan berkata bahwa kita TIDAK DAPAT HIDUP TANPA TUHAN, Kita tidak dapat hidup seharipun TANPA MENYEMBAH DIA.
Tahukah Anda? Bahwa di dalam hati kita ada satu tempat yang tidak dapat di tempati oleh apapun dan siapapun kecuali oleh Tuhan. Dan selama tempat itu belum di tempati oleh Tuhan maka hidup kita akan terus mengalami kekosongan, sama seperti halnya dengan orang yang coba memuaskan rasa hausnya dengan minum air asin yang ada di laut. Ketika dia mulai minum air itu, apa yang terjadi ? Tentu Orang itu akan terus merasa haus tanpa pernah dapat dipuaskan rasa dahaganya.
Kita tidak akan pernah merasa puas dalam hidup ini, kecuali jika kita kembali pada panggilan dasar hidup kita yaitu MENYEMBAH TUHAN.
MENYEMBAH TUHAN adalah DASAR dan KEBUTUHAN TERBESAR HIDUP KITA, seperti yang dikatakan Daud, bahwa RASA TENANG yang dimiliki dan dirasakannya bukanlah karena kekuasaan atau kekayaan yang dia miliki sebagai seorang raja tetapi semata-mata hanya karena dia hidup dekat dengan Tuhan.
”Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku. (Maz 62:2)
IBLIS INGIN MENUKAR PANGGILAN DASAR HIDUP KITA.
Ada kisah menarik yang pernah saya baca dari dalam internet tentang gadis kecil dan gelang mutiaranya. Diceritakan bagaimana gadis kecil itu begitu sayang pada gelang mutiara pemberian ibunya walaupun gelang itu hanyalah sebuah gelang mutiara imitasi.
Setiap malam sebelum si kecil tidur, ayahnya datang ke kamarnya dan membacakan buku cerita untuknya. Suatu malam setelah selesai cerita, Ayahnya bertanya, “Nak, Kamu sayang nggak sama Daddy?”. “Oh tentu saja, aku sayang sama Daddy”. “Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya”. “Hmm… jangan gelang saya Dad”, kata si kecil sambil tersenyum, Tapi kalau Daddy mau, bisa ambil boneka saya yang bisa nyanyi itu”. “Nggak apa-apa, nak,” kata sang ayah, “Daddy sayang kamu, Goodnight”.
Seminggu kemudian, setelah membaca buku cerita, dia bertanya lagi kepada sikecil, “Nak, Kamu sayang nggak sama Daddy?”. “Oh tentu saja, aku sayang Daddy” “Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya”. “Hmm… jangan gelang saya Dad”, kata si kecil sambil tersenyum, “ambil saja boneka Barbie kesukaan saya Dad”. “Nggak apa-apa, sayangku,” kata ayahnya, “tidur baik-baik ya. Tuhan sayang kamu. Dan seperti biasa dia mencium anaknya.
Suatu malam, pada saat ayahnya masuk kamar, dia menemukan si kecil sedang duduk di tempat tidur dan sepertinya sedang menangis. “Ada apa sayang?” tanyanya kepada anak tercinta yang tidak mengatakan apa-apa tetapi langsung mengulurkan tangan kepada ayahnya. Saat membuka tangannya, ternyata dia sedang memegang gelang kesayangannya. “Daddy, ini untuk Daddy” Air matanya berlinang, sang ayah menerima gelang murahan itu dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain Ayahnya mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya yang berisi gelang mutiara yang asli dan memberikannya kepada si kecil. Ternyata selama ini sang ayah sudah menyimpannya. Dia hanya menunggu saat si kecil sudah rela menyerahkan gelang mutiara aksesoris yg palsu itu supaya dia bisa memberikan gelang mutiara yang tulen dan asli! (sumber cerita: pedalaman iman St.Paulus)
Hal yang sama terjadi dalam hidup kita, dunia begitu mempesona dengan segala warna keindahannya sampai-sampai kita menganggap bahwa mengalami kedalaman dengan Tuhan dalam penyembahan yang intim bukan lagi sesuatu yang indah dan berharga. Iblis ingin menipu dan menggantikan penyembahan pada Tuhan dengan hal-hal yang bersifat semu (lahiriah), iblis sangat memahami hal itu, bahwa saat kita hidup dalam penyembahan (intimacy worship) maka kita berada pada posisi yang benar dihadapan Tuhan. Kita berada pada dasar dan puncak kemaksimalan hidup kita sebagai orang yang akan membuat hidup kita berbuah lebat.
Percaya atau tidak? Apa yang iblis lakukan pada Yesus hal itu juga yang ingin dia lakukan pada diri kita, setan ingin MENUKAR PENYEMBAHAN kita pada Tuhan dengan KEINDAHAN dunia ini, iblis tidak ingin kita menyembah BAPA di Surga, ia yang ingin di sembah, iblis sangat menginginkan penyembahan kita, ia siap membayar harganya agar anda dan saya tidak menyembah Allah tetapi meyembah dia atau sesuatu yang bukan Allah.
“Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:9-10)
Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup kita sehari-hari sudah seharusnya penyembahan kita jadikan sebagai landasan atau dasar hidup kita.
Menyembah Tuhan bukanlah sekedar acara atau ritual agama semata tetapi sebagai sebuah gaya hidup, karena sejak awal penciptaan sampai pada akhirnya, Tuhan sudah menetapkan dan merancang hidup kita untuk menjadi seorang PENYEMBAH.
Kita menyembah DIA bukan hanya sekedar karena IA telah memberkati hidup kita, tetapi kita menyembah DIA karena DIA adalah TUHAN. Raja di atas segala raja, Yang Awal dan yang Akhir, Alfa dan Omega. Allah Pencipta langit bumi dan isinya.
Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, (Wah 7:11). Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.” (Wah 7:11; 15:4)
Mari kita kembali kepada rencana awal BAPA di Surga ketika pertama kali Dia menciptakan manusia yaitu supaya setiap manusia hidup di hadapan-Nya dan untuk itulah Yesus Kristus telah mati agar kita kembali pada PANGGILAN DASAR HIDUP kita dengan menjadi penyembah penyembah yang benar.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,
untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
(Ef 2:13-16)
Discussion about this post